Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2023, 16:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Najwa Khabiza Egaikmal -  Content Writer Intern Growth Center

Tahukah kamu? Menurut riset The Atlas of Sustainable Development Goals 2023, Indonesia berada di peringkat 5 sebagai negara penghasil sampah terbesar di dunia.

Melihat fakta bahwa aktivitas kehidupan membuat setiap orang menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar setiap harinya, pengelolaan sampah ikut menjadi kewajiban lanjutannya untuk kita semua.

Oleh karena itu, sebagai bentuk partisipasi pada lingkungan, hal paling dasar yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan memilah sampah. Hal ini karena memilah sampah dapat memudahkan pengelolaan sampah yang lebih lanjut juga berkontribusi dalam pengurangan polusi udara akibat tumpukan sampah yang lebih lama.

Meskipun terdengar simpel, faktanya banyak orang masih meremehkan hal ini, lho! Sinta Saptarina, Direktur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengungkapkan bahwa saat ini 72 persen masyarakat Indonesia masih tidak peduli dengan sampah.

Selain tentang infrastruktur dan sistem pengelolaan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, tidak bisa dipungkiri bahwa kontribusi dari semua pihak adalah yang terpenting. Jika tidak, maka cita-cita zero waste akan menjadi angan belaka.

Untuk menjawab tantangan ini, Jurnalisme Berkebangsaan memiliki kesadaran penuh tentang pentingnya keterlibatan semua pihak dalam memelihara lingkungan.

Merangkai Harapan untuk Indonesia adalah program inisiatif bersama dengan Chandra Asri, sebuah perusahaan kimia dan solusi infrastruktur yang peduli terhadap lingkungan.

Program inisiatif ini dibentuk untuk memberikan edukasi khususnya mengenai kepedulian tentang sampah yang penting dimulai dari anak-anak.

Membentuk Simpati dan Kesadaran Lingkungan Sedari Dini

Kesadaran dapat kita bentuk lebih mudah kepada anak-anak dan orang muda karena proses belajar yang masih efektif. Kesadaran dapat kita bentuk lebih mudah kepada anak-anak dan orang muda karena proses belajar yang masih efektif.

Anak-anak merupakan generasi penerus masa depan. Oleh karenanya, penting untuk memupuk kesadaran sejak dini agar mereka peduli terhadap isu-isu yang terjadi di sekitarnya. Khususnya, lingkungan dan alam adalah bagian yang esensial sebagai tempat kita hidup.

Kabar baiknya, kesadaran dapat kita bentuk lebih mudah kepada anak-anak dan orang muda karena proses belajar yang masih efektif.

Nilai-nilai hidup yang mereka bawa sedari kecil–termasuk melihat sampah sebagai tanggung jawab diri dan bukan melimpahkannya kepada orang lain–akan terus terbawa hingga dewasa.

Selain itu, anak-anak juga cenderung menyukai alam dan aktivitas luar. Dengan memberikan informasi tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk bumi, akan terbentuk simpati dan kesadaran sejak dini.

Menyadari fakta-fakta ini, kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan, khususnya mengenai sampah, menjadi sasaran yang ingin dicapai oleh Jurnalisme Berkebangsaan dan Chandra Asri. Utamanya, sebagai bentuk kontribusi mencerdaskan generasi dan memelihara alam.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau