Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Pimpin Kerjasama Selatan-Selatan, Percepat Aksi Iklim

Kompas.com - 03/10/2024, 20:18 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Indonesia menunjukkan kepemimpinannya dalam kerja sama Selatan-Selatan dengan menjadi tuan rumah acara South-South Exchange 2024 (SSE 2024).

Acara yang berlangsung sejak Sabtu (30/9/2024) di Balikpapan, Kalimantan Timur, ini, mempertemukan para delegasi dari berbagai negara, yakni Brasil, Ekuador, Indonesia, Kamboja, Kosta Rika, dan Republik Demokratik Kongo.

Tujuannya untuk menciptakan peluang kemitraan dalam mempercepat aksi iklim global demi mengurangi khususnya dari sektor kehutanan Forest and Other Land Use (FOLU) di negara yang berpartisipasi dalam kerja sama Selatan-Selatan.

SSE 2024 memberikan wadah bagi negara-negara peserta untuk bertukar wawasan, berbagi pengalaman dan memperkuat kerja sama dalam pengelolaan program pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan atau Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+).

Baca juga: Riset Deloitte: Semakin Banyak “Tenant” Properti Inginkan Bangunan Rendah Karbon

Hal ini diimplementasikan melalui pendanaan Pembayaran Berbasis Hasil atau Results-Based Payments (RBP) di bawah skema Green Climate Fund (GCF) serta skema pendanaan iklim lainnya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, Indonesia telah menunjukkan keberhasilan implementasi REDD+ dan serius melakukan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Pada tahun 2007, Indonesia menjadi tuan rumah dan memfasilitasi negosiasi pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties ke-13 di Bali.

Melalui pertemuan ini, Indonesia memainkan peran penting karena untuk pertama kalinya konsep REDD+ dikembangkan untuk mencakup pengelolaan hutan berkelanjutan, dan peningkatan karbon stok hutan, serta mendorong adanya insentif pendanaan bagi negara-negara yang berhasil menunjukkan kinerja pengurangan emisinya.

Manfaat dari insentif yang didapatkan Indonesia diperuntukkan untuk mendukung kembali implementasi REDD+ dengan mengacu pada Strategi Nasional (STRANAS) REDD+.

Program REDD+ yang dituangkan dalam STRANAS tersebut akan dihitung kontribusinya terhadap capaian target NDC yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019–2024.

Baca juga: Asal Kredit Karbon Penting untuk Diungkapkan oleh Korporasi

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Joko Tri Haryanto mengatakan, sebagai lembaga pemerintah yang mengelola dana REDD+ serta dana lingkungan secara umum, BPDLH mengajak peserta South-South Exchange berbagi pengalaman, tantangan serta peluang dalam mengakses dan mengelola dana REDD+ RBP.

Peluang akses dana REDD+ RBP dapat menjadi pendanaan utama untuk mencapai NDC di sektor FOLU.

Negara-negara dengan hutan tropis masih memerlukan akses terhadap pendanaan iklim dalam jumlah yang lebih besar untuk mencapai target NDC-nya.

"Pengelolaan pendanaan REDD+ RBP ini memerlukan instrumen/skema yang lebih fleksibel untuk mengefisienkan dan mengefektifkan pelaksanaan programnya," ujar Joko, di Balikpapan, Senin (30/9/2024).

Penguatan kapasitas arsitektur REDD+ dan pendukungnya dilakukan melalui pematangan elemen arsitektur REDD+ nasional.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Dianggap Berhasil Tangani Emisi dan Iklim, RI Raih Penghargaan Green Eurasia 2024

Pemerintah
BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

BI Luncurkan Kalkulator Hijau, Perusahaan Bisa Langsung Hitung Emisi

Pemerintah
Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

Tanoto Foundation Ungkap Urgennya Peran Pendidikan Anak Usia Dini

LSM/Figur
Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Baru Dilantik, DPR Dituntut Perjuangkan UU Kriris Iklim

Pemerintah
Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Perencanaan Kebijakan Harus Pahami Perubahan Iklim Regional

Pemerintah
Pekerja Informal di Indonesia Mampu Kumpulkan 1 Juta Ton Sampah Per Tahun

Pekerja Informal di Indonesia Mampu Kumpulkan 1 Juta Ton Sampah Per Tahun

Swasta
Indonesia Pimpin Kerjasama Selatan-Selatan, Percepat Aksi Iklim

Indonesia Pimpin Kerjasama Selatan-Selatan, Percepat Aksi Iklim

Pemerintah
Target Penggunaan Energi Terbarukan 23 Persen di Negara-negara Asean Tak Tercapai

Target Penggunaan Energi Terbarukan 23 Persen di Negara-negara Asean Tak Tercapai

Pemerintah
Coca-Cola Berhasil Tarik 74 Persen Botol Plastik untuk Diolah Kembali

Coca-Cola Berhasil Tarik 74 Persen Botol Plastik untuk Diolah Kembali

Swasta
1,9 Juta Penduduk RI Buta Aksara, Turun Signifikan dari 2022

1,9 Juta Penduduk RI Buta Aksara, Turun Signifikan dari 2022

Pemerintah
Baru 10 Persen Sekolah Indonesia yang Raih Adiwiyata

Baru 10 Persen Sekolah Indonesia yang Raih Adiwiyata

Pemerintah
MIND ID Konservasi 407 Spesies Flora dan Fauna Endemik

MIND ID Konservasi 407 Spesies Flora dan Fauna Endemik

BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau