JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mulai mengerahkan tim patroli untuk memantau, mencegah, hingga menangani kebakaran hutan yang kerap terjadi pada musim kemarau.
Berdasarkan analisis, risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tertinggi terjadi di Nusa Tenggara, Papua Selatan, Jawa Timur, dan Maluku.
"Bergesernya kecenderungan ini menambah tinggi potensi krisis karhutla, karena di saat bersamaan di daerah Sumatera dan Kalimantan masih tinggi potensi kejadian karhutlanya," ujar Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, dalam keterangannya, Jumat (14/3/2025).
Kemenhut pun menyiagakan Manggala Agni atau pengendali hutan, polusi, dan masyarakat peduli hutan (MPA) untuk melakukan pengendalian karhutla.
Raja Juli mengatakan, aksi tersebut digelar dalam program Siaga Ramadan guna menghadapi risiko karhutla.
Baca juga: FWI: Ribuan Hektar Hutan di 3 DAS Rusak, Picu Banjir Bandang
Selain itu, Kemenhut bersama Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan telah meluncurkan Desk Koordinasi Penanganan Karhutla.
Raja Juli menjelaskan, peluncuran tersebut merupakan momentum sekaligus modalitas bangsa dalam menghadapi triple planetary crisis yaitu perubahan iklim, pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.
"Antisipasi kejadian karhutla sangat penting untuk dilakukan melalui koordinasi yang kuat antar elemen pusat dan daerah," kata Raja Juli.
"Siklus pengendalian karhutla dimulai dengan pemantauan infromasi karhutla, di mana Kemenhut telah memiliki sistem Sipongi yang menyediakan informasi karhutla," imbuh dia.
Melalui pemantauan berkala, pihaknya akan mengetahui fase karhutla. Hasilnya, pada tahun lalu terjadi penurunan angka kebakaran hutan hingga 68 persen.
“Lesson learned dari keberhasilan penanganan karhutla tahun 2024 antara lain kolaborasi terpimpin, pencegahan dan penegakan hukum dan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tepat waktu,” papar Raja Juli.
Baca juga: Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya