KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan 30 kota besar di Indonesia mampu mengolah sampah menjadi listrik pada 2029 alias empat tahun lagi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
"Kalau kota-kota besar itu, kami targetkan sekitar 30 kota besar, setiap kota besar itu bisa menghasilkan listrik sekitar 20 megawatt," ujar Yuliot, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Sampah Telah Capai Titik Terdalam Laut Mediterania
Ia menargetkan, agar produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah tidak terbatas pada listrik, tetapi juga mencakup bahan bakar minyak (BBM) dengan teknologi pirolisis.
Menurut dia, mengubah sampah menjadi listrik dan BBM dapat tercapai melalui pengolahan sampah yang terintegrasi menggunakan teknologi.
"Yang bahan organik itu juga bisa menghasilkan bioenergi, apakah biogas atau biomassa. Ini yang sedang kami rumuskan," ucap Yuliot.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sendiri menyebutkan, akselerasi pemanfaatan sampah menjadi energi diharapkan dapat mendukung upaya penanganan sampah di daerah yang akan didukung dengan aturan baru mengenai elektrifikasi.
Baca juga: Pengelolaan Sampah Baru 39 Persen, KLH Targetkan Tuntas 2029
Untuk itu, pemerintah tengah melakukan penyatuan tiga peraturan presiden (perpres) terkait pengelolaan sampah untuk mendukung upaya pemanfaatan sampah menjadi energi listrik lewat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Aturan yang akan disatukan termasuk Perpres Nomor 97 Tahun 2017, Perpres Nomor 35 Tahun 2018, serta Perpres Nomor 83 Tahun 2018.
Skema yang dicanangkan dalam aturan tersebut termasuk biaya listrik dari PLTSa sebesar 19,20 sen per kilowatt jam (kWh).
Baca juga: Profesor ITS Kembangkan BBM RON 102 dari Sampah Plastik
Jumlah itu berada di atas penetapan tarif listrik dari PLTSa yang ditetapkan PLN yaitu 13,5 sen per kWh.
Selisih itu rencananya akan dipenuhi dengan subsidi dari Kementerian Keuangan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, terkait harga dan detail masih dalam pembahasan.
Namun, dengan skenario pemanfaatan sampah lebih dari 1.000 ton per hari dapat memberikan keuntungan kepada pengembang PTLSa.
Baca juga: Pondok Pesantren di Indonesia Didorong Kelola Sampah dengan Benar
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya