Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amazon, Google, dan Meta Ingin Tingkatkan Kapasitas Energi Nuklir Global

Kompas.com, 14 Maret 2025, 17:55 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Raksasa teknologi Amazon, Google, dan Meta berkomitmen untuk mendukung tujuan melipatgandakan kapasitas energi nuklir pada 2050.

Selain tiga raksasa teknologi tersebut, komitmen yang dituangkan dalam perjanjian yang disebut 'Large Energy Users Pledge' ini juga ditandatangani oleh Allseas, Bureau Veritas, Carbon3Energy, Clean Energy Buyers Alliance, Core Power, Dow, Fly Green Alliance, Lloyd’s Register, Occidental, OSGE, Siemens Energy.

Perjanjian tersebut mencatat bahwa permintaan energi di banyak industri diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terutama karena tumbuhnya adopsi kecerdasan buatan.

Baca juga: Nuklir Sebagai Pilar Swasembada Energi

Untuk itu menambah atau melipatgandakan kapasitas nuklir akan membantu mencapai tujuan global untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan energi serta pasokan energi bersih yang berkelanjutan.

"Ini bukan akhir tapi permulaan. Kami tahu bahwa banyak pengguna energi besar lainnya mempertimbangkan untuk bergabung dalam komitmen ini di masa mendatang. Itu harapan dan undangan kami," kata Direktur Jenderal World Nuclear Association Sama Bilbao y León.

Mengutip ESG Dive, Jumat (14/3/2025) komitmen ini sendiri mengikat para penandatangan untuk mengakui bahwa permintaan energi akan meningkat secara signifikan dan menyetujui bahwa kapasitas nuklir harus meningkat tiga kali lipat pada pertengahan abad untuk memenuhi kebutuhan itu.

Teknologi nuklir sendiri punya peran penting untuk menyediakan energi bagi berbagai aktivitas ekonomi, termasuk sektor teknologi, peningkatan elektrifikasi, penyediaan panas proses industri suhu tinggi, produksi hidrogen, pemanasan distrik, dan produksi bahan bakar sintetis.

"Dengan memastikan bahwa sumber energi nuklir dan lainnya memiliki akses yang sama akan memungkinkan pemerintah menyebarkan kapasitas nuklir dalam skala besar di seluruh dunia."

Masukkannya Amazon, Google, dan Meta sebagai penandatangan terbaru ini muncul karena perusahaan-perusahaan tersebut telah berupaya mengimbangi meningkatnya kebutuhan energi yang terkait dengan peningkatan adopsi AI.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Penggunaan Energi Nuklir pada 2032

Misalnya saja Meta, raksasa teknologi tersebut telah mengalihkan ke pemakaian energi nuklir untuk mengatasi peningkatan permintaan energi terkait AI.

Perusahaan tersebut mengajukan permintaan proposal pada Desember lalu untuk mencari pembangkit listrik tenaga nuklir baru hingga 4 gigawatt untuk memberi daya pada pusat datanya.

Menurut Electric Power Research Institute pusat data berpotensi mengonsumsi hingga 9 persen dari total listrik Amerika Serikat pada tahun 2030.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau