Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 20 Maret 2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Baca juga: Pemuda di Bali Sulap Limbah Jadi Ogoh-ogoh Raksasa

KOMPAS.com - Parade puluhan ogoh-ogoh di Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (15/3/2025) membawa pesan pelestarian lingkungan hidup bagi masyarakat di daerah itu.

Parade ogoh-ogoh Singgasana II (dua) yang dibuka langsung oleh Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya itu mengusung tema pelestarian lingkungan hidup.

Dalam parade tersebut, material yang digunakan untuk ogoh-ogoh menggunakan bahan ramah lingkungan.

Baca juga: Pemuda di Bali Sulap Limbah Jadi Ogoh-ogoh Raksasa

Dari 10 ogoh-ogoh yang ditampilkan, salah satu ogoh-ogoh Amuk Sang Wananing Bhuta Raja dengan tampilan raksasa bermuka gajah menjadi perhatian warga Tabanan.

Ogoh-ogoh tersebut memberikan pesan agar manusia mencintai lingkungan.

Arsitek Amuk Sang Wananing Bhuta Raja, I Gede Widiantara mengatakan, ogoh-ogoh tersebut bisa diartikan amarah dari penguasa hutan karena kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia.

Ia menjelaskan apa yang dibuat dan ditampilkan ini bisa menjadi perenungan atau refleksi kerusakan hutan atau lingkungan karena ulah manusia.

Baca juga: Menilik Persiapan Perayaan Ogoh-ogoh di “Bali Kecil” Banyuwangi

"Pesan yang kami tampilkan lewat parade ini agar manusia mulai menjaga hutan dan alam dengan baik, agar terhindar dari mara bahaya terlebih pada cuaca ekstrem yang masih terjadi, " kata Widiantara, dilansir dari Antara.

Widiantara menyampaikan, ogoh-ogoh tersebut digarap selama tiga bulan.

Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya mengatakan, parade ogoh-ogoh ini dimaknai untuk membangkitkan ajang kreativitas seka teruna atau kelompok pemuda di Kabupaten Tabanan.

"Parade dan festival ogoh-ogoh ini melibatkan 10 kecamatan yang ada di Tabanan. Di sini pemerintah hadir untuk mendukung untuk melestarikan kebudayaan dan adat Bali," kata Sanjaya.

Baca juga: Alasan Jengkel, Pria Rusak Ogoh-ogoh Raksasa Milik Warga Adat di Bali

Menurut Sanjaya, sebelumnya festival yang pertama berjalan sangat baik. Selain itu, antusiasme warga juga sangat besar melihat pertunjukan tersebut.

"Untuk memperkuat dan melestarikan budaya Bali, tahun depan festival yang seperti ini akan diadakan kembali dengan lebih meriah dan lebih megah," tutur Sanjaya.

Ubah limbah

Penampakan ogoh-ogoh raksasa berbahan limbah di Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Selasa (18/3/2025). KOMPAS.COM/ Yohanes Valdi Seriang Ginta Yohanes Valdi Seriang Ginta Penampakan ogoh-ogoh raksasa berbahan limbah di Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Selasa (18/3/2025). KOMPAS.COM/ Yohanes Valdi Seriang Ginta

Tak hanya di Tabanan, pemuda Banjar Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, juga menyulap limbah menjadi ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh berwujud raksasa berbadan tiga itu hendak dipamerkan ketika upacara pengerupukan menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947, pada 29 Maret 2025.

Baca juga: Wawali Denpasar Soroti Pengunaan Sound Horeg Saat Pawai Ogoh-ogoh

"Untuk bahan-bahan yang kami gunakan kita masih menggunakan bahan tidak lazim di dunia ogoh-ogoh, kami menggunakan limbah kaca, limbah kaleng, botol, kayu lapuk, batu apung, akar-akaran," kata Ketua ST Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati, Wayan Pageh Wedhanta, Selasa (18/3/2025), dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Pria berusia 25 tahun ini mengatakan, limbah tersebut kebanyakan dari beberapa pantai yang banyak sampahnya.  

Mereka membuat ogoh-ogoh tersebut kurang lebih selama tiga bulan dengan menghabiskan puluhan kilogram limbah kaca dan kaleng.

Baca juga: Ada Ogoh-ogoh Koruptor dalam Pawai di Banyuwangi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau