Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Miskin Pendanaan, Butuh Rp 3500 T per Tahun agar Tetap Kaya Manfaat

Kompas.com, 16 Oktober 2025, 20:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hutan-hutan di seluruh dunia menghadapi masalah kekurangan pendanaan yang serius.

Menurut edisi pertama laporan State of Finance for Forests (SFF) 2025 , terdapat kesenjangan pendanaan hutan sebesar 216 miliar dolar AS per tahun yang harus ditutup antara sekarang hingga tahun 2030.

Dana tersebut wajib dipenuhi untuk mencapai berbagai target Konvensi Rio sebelum 2030, yaitu mengendalikan pemanasan global, menghentikan laju hilangnya keanekaragaman hayati, dan memastikan lahan yang terdegradasi menjadi netral.

Secara spesifik, tujuannya adalah mengurangi emisi GRK global agar kenaikan suhu rata-rata bumi dapat dibatasi hingga di bawah 2 derajat Celsius, dengan target ambisius 1,5 derajat Celsius.

Guna merealisasikan target tersebut, jumlah investasi tahunan untuk sektor kehutanan harus ditingkatkan lebih dari tiga kali lipat, yakni sekitar 3,6 kali.

Dari yang awalnya 84 miliar dolar AS (investasi 2023) menjadi 300 miliar dolar AS per tahun paling lambat 2030. Selain itu, investasi ini perlu terus ditingkatkan hingga mencapai 498 miliar dolar AS per tahun pada 2050.

Baca juga: Cuma 19 Persen Proyek REDD+ Sukses, Tanda Imbalan Tak Cukup Selamatkan Hutan

Kesenjangan pendanaan kehutanan ini perlu diatasi dengan sumber modal publik dan swasta.

"Untuk mencapai target iklim, keanekaragaman hayati, dan degradasi lahan global, diperlukan perluasan signifikan area di bawah solusi berbasis alam (NbS) dan peningkatan skala investasi terkait hutan. Area yang berada di bawah perlindungan dan jenis NbS lainnya perlu diperluas tambahan 1 miliar hektar pada tahun 2030 dan 1,8 miliar hektar pada tahun 2050," demikian isi laporan tersebut, dikutip dari Down to Earth, Rabu (15/10/2025).

Laporan mencatat bahwa pada tahun 2023, pemerintah menjadi sumber utama pendanaan hutan, menyumbang 91 persen dari total dana yang dialokasikan.

Dari jumlah ini, lebih dari 96 persen atau setara dengan 75 miliar dolar investasi publik bersumber dari pengeluaran pemerintah domestik, sementara pendanaan publik internasional hanya berkontribusi empat persen (2,9 miliar dolar AS).

Laporan juga menyebutkan bahwa kurang lebih 80 persen dari total pendanaan hutan publik yang berasal dari sumber internasional diberikan dalam bentuk persyaratan konsesional, dan mayoritas pendanaan ini disalurkan melalui hibah Bantuan Pembangunan Resmi (ODA).

Lebih lanjut, laporan menyoroti bahwa dari total 75 miliar dolar AS pengeluaran pemerintah domestik global untuk kehutanan, hanya 17 persen yang dialokasikan kepada 31 negara yang memiliki hutan tropis.

Laporan memperkirakan pula bahwa pada tahun 2030, negara-negara yang memiliki hutan tropis akan memerlukan dana sekitar 67 miliar dolar AS per tahun.

Dana ini harus dialokasikan untuk enam kategori Solusi Berbasis Alam (NbS) utama yang saling mendukung, yaitu pencegahan deforestasi, reboisasi, agroforestri, kawasan hutan lindung dan pencegahan konversi lahan gambut hutan.

Baca juga: Peran Strategis Industri Kertas dalam Menjaga Hutan Lestari

Selain itu, dibutuhkan 16 miliar dolar AS setiap tahun untuk melindungi hutan tropis yang ada dari deforestasi, melindungi area hutan, dan mencegah konversi lahan gambut hutan.

Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa menjaga kelestarian hutan primer merupakan salah satu strategi mitigasi iklim yang paling efisien dan murah.

Langkah ini tidak hanya menghasilkan pengurangan emisi secara instan, tetapi juga secara langsung mendukung target global untuk menghentikan dan membalikkan laju deforestasi pada tahun 2030.

Upaya restorasi akan membutuhkan sekitar 33 miliar dolar AS setiap tahun untuk meregenerasi jutaan hektar lahan terdegradasi di lanskap tropis, sehingga meningkatkan penyerapan karbon, konektivitas keanekaragaman hayati, dan penyediaan layanan ekosistem.

Agroforestri akan membutuhkan sekitar 18 miliar dolar AS per tahun untuk mengintegrasikan pohon ke dalam sistem pertanian, yang memperkuat mata pencaharian pedesaan, menganekaragamkan pendapatan, dan mengurangi risiko rantai pasok dalam ekonomi yang bergantung pada hutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau