Yuk, Mulai Belajar Literasi Keuangan dengan Lakukan 3 Hal Sederhana Ini

Kompas.com - 06/01/2023, 18:06 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Anissa Dea Widiarini

Tim Redaksi


KOMPAS.com
– Dewasa ini, literasi keuangan bukan hanya diperlukan orang dewasa. Justru, generasi muda seperti kamu juga sudah harus mulai mempelajarinya. Sebab, memiliki literasi keuangan yang baik bukan cuma tentang mengelola keuangan untuk saat ini, melainkan juga dapat memberikan manfaat jangka panjang.

Mengutip dari laman Investopedia.com, Senin (15/8/2022), literasi keuangan adalah pemahaman dan kemampuan dalam mengelola keuangan secara efektif, termasuk membuat bujet, mengatur keuangan, dan berinvestasi. Literasi keuangan juga disebut sebagai fondasi hubungan kamu dengan dunia keuangan yang dapat dipelajari dalam jangka panjang.

Literasi keuangan yang baik dapat menuntun kamu agar memiliki spending behavior atau perilaku belanja yang terkendali. Selain itu, kamu pun dapat menyelesaikan masalah keuangan yang mungkin akan terjadi di kemudian hari.

Baca juga: Literasi Keuangan Digital Masyarakat Masih Terbatas

Melihat pentingnya memiliki literasi keuangan tersebut, tak ada salahnya untuk mempelajarinya sedini mungkin. Sebagai langkah awal, kamu dapat mempelajari literasi keuangan dengan mencoba mengatur keuangan lewat cara-cara sederhana.

Kompas.com telah merangkum 3 langkah mengatur keuangan yang dapat kamu aplikasikan. Berikut adalah ulasan lengkapnya.

1. Buat tujuan keuangan

Tujuan keuangan atau financial goals merupakan sebuah target finansial yang ingin dicapai seseorang, seperti pendidikan, jalan-jalan, dan kepemilikan benda berharga dalam jangka waktu tertentu.

Contohnya, memiliki kendaraan sendiri setelah menabung selama 5 tahun atau memiliki rumah saat berusia 25 atau 30 tahun.

Untuk mencapai target itu, kamu harus mengelola keuangan dengan sebaik-baiknya, seperti menetapkan bujet untuk kebutuhan pokok dan menentukan dana yang harus ditabung setiap bulan.

Oleh karena itu, sebaiknya tetapkan goals yang ingin kamu capai dengan jelas. Kamu juga harus rajin memantau progresnya setiap bulan agar tahu jika ada masalah atau hal yang menghambat prosesnya.

2. Rencanakan keuangan

Setelah memiliki tujuan keuangan, kamu dapat mulai mewujudkannya dengan mengatur perencanaan keuangan setiap bulan.

Salah satu metode perencanaan keuangan yang cukup mudah diikuti adalah metode 50-30-20. Sederhananya, metode ini akan mengalokasikan keuangan kamu ke dalam 3 pos berbeda, yakni 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk memenuhi keinginan pribadi, dan 20 persen untuk tabungan.

Baca juga: 5 Cara Berhemat untuk Mahasiswa supaya Bisa Menabung

Untuk pos kebutuhan pokok, kamu dapat menulis berbagai kebutuhan dan pengeluaran rutin setiap bulan, seperti biaya makan, pulsa, biaya transportasi, dan obat-obatan. Cobalah membuat rincian pengeluaran, mulai dari yang terbesar hingga terkecil.

Selanjutnya, kamu bisa menyisihkan 30 persen untuk hal-hal yang kamu inginkan, seperti berlangganan streaming film, nonton di bioskop, dan membeli baju baru.

Kemudian, 20 persen terakhir bisa kamu gunakan untuk tabungan atau dana darurat. Untuk diketahui, kamu juga perlu memasukan dana darurat ke dalam perencanaan keuangan setiap bulan. Tujuannya, untuk melindungi kondisi keuangan ketika ada kejadian tak terduga.

Dari perencanaan tersebut, kamu dapat dengan mudah membuat bujet yang dibutuhkan setiap bulan. Selain itu, kamu juga dapat melihat pengeluaran apa yang harus diprioritaskan.

Agar perencanaan keuangan tidak meleset, kamu harus berkomitmen ketika menjalankannya. Misalnya, jangan gunakan dana untuk keperluan kuliah untuk kegunaan lain yang tidak mendesak.

3. Menabung atau berinvestasi

Setelah seluruh kebutuhan, pengeluaran, dan dana darurat terpenuhi, kamu bisa menggunakan sisa uang bulanan untuk menabung atau berinvestasi.

Untuk membentuk kebiasaan menabung, kamu bisa memulainya dengan menabung untuk hal-hal yang disukai. Misalnya, menabung untuk travelling atau membeli barang idaman.

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan sisa uang bulanan untuk berinvestasi. Namun, sebagai pemula, kamu perlu mengeksplorasi ragam dan jenis investasi yang sesuai dengan kondisi keuangan.

Baca juga: Apa Itu Investasi Saham, Tips, Risiko, dan Keuntungannya

Beberapa instrumen investasi yang cocok bagi pemula dan memiliki profil risiko yang cenderung rendah adalah emas, deposito, dan obligasi.

Itulah tiga cara yang dapat kamu lakukan untuk belajar mengatur keuangan. Meskipun terlihat sederhana, tiga cara tersebut cocok untuk kamu pelajari sebagai dasar dalam memahami literasi keuangan.

Pada dasarnya, literasi keuangan memang bukan hal yang mudah dipahami dalam waktu singkat. Akan tetapi, kamu dapat selalu meningkatkan ilmu terkait finansial.

Bagi kamu yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut soal dunia keuangan, bisa mendalaminya melalui pendidikan formal.

Terdapat sejumlah sekolah yang menawarkan program pendidikan keuangan yang berkualitas yang dapat kamu pilih, salah satunya Program Studi (Prodi) Perbankan dan Keuangan (Banking and Finance) di Fakultas Bisnis Sampoerna University.

Baca juga: Kembali Gelar Wisuda Luring Setelah 2 Tahun, Sampoerna University Cetak Wisudawan Berkualitas

Konsentrasi pembelajaran prodi tersebut adalah untuk mengembangkan kemampuan literasi keuangan mahasiswa. Tak hanya di dunia perbankan, tetapi juga tentang mengelola uang di lembaga investasi, memperoleh berbagai jenis pembiayaan, serta menilai kebutuhan keuangan individu dan perusahaan.

Prodi Perbankan dan Keuangan Sampoerna University mengadopsi kurikulum internasional dan pembelajaran berbasis kasus nyata. Salah satu mata kuliah yang ditawarkan prodi ini adalah Portfolio Theory and Analysis yang mengajarkan mahasiswa tentang dunia pasar modal dan instrumen investasi.

Mata kuliah itu berfokus pada pengenalan konsep dan metode investasi, termasuk analisis dan penilaian saham, obligasi, reksa dana, serta opsi saham.

Selain di bidang saham, mahasiswa juga diajarkan tentang investasi di dunia properti yang belakangan menjadi tren karena dianggap menjanjikan. Hal ini dapat dipelajari oleh mahasiswa lewat mata kuliah Real Estate Finance and Investment yang dikembangkan Sampoerna University bersama University of Arizona.

Selain melalui pembelajaran formal, mahasiswa pun bisa bergabung dengan klub universitas, yakni Sampoerna Young Investor Club (SYIC). Klub ini menitikberatkan pada pemahaman tentang investasi di pasar modal.

Baca juga: Sampoerna University Mendorong Riset lewat Konferensi AFBE 2018

SYIC bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia untuk menghadirkan pembahasan mendalam. Klub ini bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa dari jurusan mana pun agar dapat belajar tentang investasi dengan para praktisi di industri terkait.

Ketua Program Studi Management Sampoerna University sekaligus Pembimbing SYIC Pananda Pasaribu PhD, mengatakan bahwa kemampuan riset, berpikir kritis, dan self-learner mahasiswa dilatih selama mengikuti kegiatan di SYIC. Menurutnya, hal ini membuka kesempatan bagi anggota SYIC agar mampu menganalisis setiap sektor yang ada di pasar modal.

“Hasil riset akan dibagikan setiap Jumat setelah pasar modal tutup dan menjadi bahan diskusi bersama para anggota (klub). Dengan demikian, pembelajaran tidak selesai di kelas sehingga mahasiswa dapat terus mengasah ilmu dan kemampuannya dalam bidang investasi keuangan,” kata Pananda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (30/11/2022).

Untuk diketahui, SYIC memiliki kegiatan utama yang disebut Sekolah Pasar Modal (SPM) serta kelas edukasi lainnya. Kegiatan ini turut melibatkan BEI, Mirae Asset, dan lembaga keuangan global terkemuka lainnya.

SPM sendiri merupakan program edukasi dan sosialisasi pasar modal yang diadakan untuk memberikan wadah bagi mahasiswa dalam menambah pengetahuan dan menerapkan kompetensi investasi saham dan reksa dana.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Sampoerna University dan SYIC, silakan kunjungi website dan media sosial Sampoerna University.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau