KOMPAS.com - Masalah kesehatan mental menjadi isu hangat yang kerap diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, gangguan kesehatan mental tak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga remaja atau generasi Z.
Seperti diketahui, gangguan kesehatan mampu menimbulkan sejumlah masalah serius, mulai dari sulit bersosialisasi hingga meningkatnya angka bunuh diri.
Berdasarkan hasil temuan dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada 2022, terdapat sekitar 15,5 juta remaja Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.
Adapun pandemi Covid-19 dinilai sebagai salah satu penyebab terbesar dari tingginya angka gangguan mental yang dialami remaja dalam beberapa tahun terakhir.
Kabar baiknya, generasi Z cenderung lebih terbuka dan sadar akan masalah kesehatan mental, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Jumat (9/12/2022). Mereka pun lebih terbuka terhadap perawatan kesehatan mental.
Menurut Stress in America Survey dari American Psychological Association (APA), Gen Z dikatakan lebih cenderung mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental.
Gen Z juga menggunakan keberadaan platform media sosial (medsos) untuk membantu menghilangkan stigma negatif tentang masalah kesehatan mental yang dialami seseorang.
Masih menurut survei yang sama, hilangnya stigma negatif akan masalah kesehatan mental mempermudah Gen Z untuk lebih terbuka dalam mencari bantuan.
Dengan semakin terbukanya dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan mental, membuat isu tersebut tidak lagi menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Bahkan, banyak orang, termasuk Gen Z, berminat untuk mempelajari ilmu terkait psikologi lebih jauh.
Melansir laman verywellmind.com, selain dapat membantu memahami diri sendiri, mempelajari ilmu psikologi juga dapat membantu seseorang dalam memahami orang lain.
Tak hanya itu, langkah tersebut juga diambil sebagai upaya untuk melawan stigma buruk terhadap penderita gangguan mental melalui peningkatan literasi di lingkungan akademis.
Meningkatnya ketertarikan Gen Z akan isu kesehatan mental menjadi salah satu penyebab dari tingginya minat terhadap jurusan psikologi di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Selain itu, jenjang karier yang cukup menjanjikan juga menjadi salah satu alasan tingginya minat calon mahasiswa terhadap jurusan psikologi.
Melansir laman calu.edu, sarjana psikologi memiliki peranan penting di masyarakat karena memiliki prospek yang cukup luas sehingga dapat beradaptasi di berbagai bidang.
Sebut saja, konseling, kesehatan, penelitian, pekerja sosial, sumber daya manusia (SDM), pemasaran, pengembangan tenaga kerja, hingga pendidikan.
Meski begitu, dilansir dari laman psychology.org, Selasa (16/7/2022), untuk bisa mencapai tujuan tersebut, Gen Z juga harus mempertimbangkan secara matang universitas mana yang memiliki jurusan psikologi dengan program terbaik.
Hal tersebut penting dilakukan agar calon mahasiswa mendapatkan pelajaran berkualitas dan menjadi lulusan psikologi yang siap bersaing sekaligus bermanfaat bagi lingkungannya.
Di Indonesia, salah satu universitas dengan jurusan psikologi yang bisa jadi pilihan adalah Sampoerna University. Untuk diketahui, Jurusan Psikologi Sampoerna University merupakan satu-satunya kampus di Indonesia yang berpusat pada ilmu neurosains hasil pengembangan bersama University of Arizona.
Lewat ilmu tersebut, Jurusan Psikologi Sampoerna University siap memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari kompleksitas pikiran manusia. Utamanya, tentang bagaimana pikiran dan otak manusia berevolusi dari bayi hingga usia lanjut, pengaruh lingkungan dalam membentuk perilaku, dan efek gangguan otak, seperti penyakit alzheimer dan autisme.
Untuk membantu perkembangan mahasiswa secara maksimal, Jurusan Psikologi Sampoerna University juga diisi oleh tenaga pengajar terbaik di Indonesia yang memegang gelar tertinggi di bidangnya masing-masing.
Selain itu, mahasiswa juga akan mendapatkan manfaat dari pengalaman dosen internasional yang kerap dihadirkan sebagai dosen tamu di Sampoerna University.
Kehadiran dosen internasional tersebut pun diharapkan dapat memberikan berbagai perspektif unik yang dapat memperkaya pengalaman belajar para mahasiswa.
Selain tenaga pengajar berkualitas, lingkungan belajar pada Sampoerna University juga sudah mengintegrasikan sumber daya digital terbaik, baik di dalam maupun luar kelas.
Teknologi tersebut tidak hanya dapat digunakan sebagai alat bersosialisasi, tetapi juga menjadi alat pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa untuk berkarya, mengeksplorasi, dan menciptakan pengetahuan baru.
Untuk memaksimalkan pengalaman belajar dan penyerapan ilmu, Sampoerna University membatasi jumlah mahasiswa per kelasnya, yakni maksimal 30 peserta.
Dengan pembatasan tersebut, setiap mahasiswa bisa memperoleh kesempatan untuk terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih efektif. Sebab, mereka dapat memiliki lebih banyak interaksi dengan teman sekelas dan dosen pengajar.
Tak hanya itu, Jurusan Psikologi Sampoerna University juga sudah dilengkapi dengan kurikulum berstandar internasional dan program pengantar akademis yang relevan dengan perkembangan zaman.
Adapun bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran sehari-hari adalah bahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk membantu menciptakan lulusan psikologi yang unggul dan kompetitif, serta adaptif.
Sebagai informasi, data dari Sampoerna University menunjukkan bahwa 94 persen lulusan dari kampus bertaraf internasional tersebut langsung memiliki karier profesional dalam waktu tiga bulan setelah menyelesaikan kuliah.
Semua lulusan tersebut pun memiliki peran cukup penting, baik itu di perusahaan nasional maupun multinasional, berkat pembelajaran yang ditempuh saat berkuliah di Sampoerna University.
Itu tadi segala kelebihan yang ada pada Jurusan Psikologi Sampoerna University. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi tautan berikut.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya