Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalisme Kebangsaan: Ini Alasan Gen Z Lebih Suka Belajar Tatap Muka

Kompas.com - 26/05/2023, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menurutnya, “Lebih seru mengikuti sesi kolaboratif luring karena bisa bertemu langsung dengan teman-teman baru, diskusi menjadi lebih enak kalau secara langsung karena lebih klop.

Jika secara daring, cukup susah untuk berdiskusi mungkin karena kendala internet atau masih malu-malu untuk ngobrol”.

Gen Z lebih suka sekolah tatap muka pascapandemi 

Fakta lain juga mengungkapkan bahwa menurut studi dari PEW Research, 65 persen remaja mengatakan mereka lebih suka sekolah dengan tatap muka setelah pandemi Covid-19 berakhir. Hal tersebut dapat disebabkan oleh:

Baca juga: 8 Kesalahan Jobseeker yang Berujung Penolakan Kerja

  • Interaksi tatap muka: salah satu keuntungan terbesar dari pembelajaran luring adalah kesempatan untuk interaksi tatap muka agar mampu berkembang lebih baik. Gen-Z yang dikenal dengan ketergantungan pada teknologi, tetapi mereka menghargai koneksi sosial.
  • Terhindar dari gangguan: dalam lingkungan pembelajaran daring, mudah bagi mereka untuk terganggu oleh media sosial dan gangguan digital lainnya. Pembelajaran luring memberikan lebih sedikit gangguan dan lingkungan yang lebih terstruktur.
  • Akuntabilitas yang lebih besar: pembelajaran luring memberikan akuntabilitas yang lebih besar bagi Gen-Z. Di kelas tatap muka, Gen-Z lebih bertanggung jawab atas kehadiran, partisipasi, dan keterlibatan mereka. Akuntabilitas ini dapat membantu memotivasi dan memastikan bahwa mereka tetap pada jalur studinya.

Oleh karena itu, untuk menyikapi cara belajar Gen-Z dalam daring dan luring, para tenaga pengajar juga diharuskan untuk menyesuaikan metode pembelajaran yang digemari oleh Gen-Z.

Berikut merupakan beberapa tips yang dapat membantu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran tersebut:

  • Memahami gaya belajar Gen-Z: Gen-Z lebih menyukai pembelajaran interaktif yang memungkinkan mereka aktif dalam proses pembelajaran. Mereka lebih menghargai koneksi di dunia nyata. Gunakan metode pengajaran yang beragam seperti diskusi kelompok serta berbagai aktivitas interaktif.
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan: Gen-Z menghargai kolaborasi dan kerja tim. Mulailah untuk menciptakan rasa kebersamaan di kelas dengan mendorong kegiatan kelompok, pembelajaran sesama siswa, dan diskusi kelas.
  • Berikan umpan balik dan dukungan positif: Gen-Z sangat membutuhkan umpan balik dan dukungan yang positif dari tenaga pengajar. Berikan umpan balik tentang tugas dan penilaian lainnya, memberikan dukungan, dan membantu apabila mengalami kendala.

Dengan menerapkan tips ini, para pengajar dapat beradaptasi dengan metode pembelajaran Gen-Z dan menciptakan lingkungan belajar yang memenuhi kebutuhan unik mereka.

Pada dasarnya, pembelajaran daring dan luring memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun terkait Gen-Z, terlihat bahwa pembelajaran luring lebih efektif dalam mendorong keterlibatan yang lebih dalam dan hasil yang lebih baik.

Hal tersebut tidak sepenuhnya untuk mengatakan bahwa pembelajaran daring harus diabaikan, terutama karena dunia terus bergerak menuju lanskap yang lebih digital.

Sebaliknya, para pengajar harus mengenali nilai pembelajaran luring dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang menyeimbangkan kedua metode pembelajaran tersebut.

Baca juga: Kesetaraan Gender bagi Pekerja Perempuan

Metode belajar memang memiliki tantangan tersendiri bagi para pengajar. Namun, Jurnalisme Berkebangsaan hadir sebagai solusi untuk meningkatkan partisipasi dan performa Gen-Z dalam pembelajaran kolaboratif baik secara daring maupun luring.

Dengan demikian dapat membantu generasi pembelajar berikutnya, termasuk Gen Z, untuk berhasil di dunia digital dan tatap muka.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau