Menurutnya, “Lebih seru mengikuti sesi kolaboratif luring karena bisa bertemu langsung dengan teman-teman baru, diskusi menjadi lebih enak kalau secara langsung karena lebih klop.
Jika secara daring, cukup susah untuk berdiskusi mungkin karena kendala internet atau masih malu-malu untuk ngobrol”.
Fakta lain juga mengungkapkan bahwa menurut studi dari PEW Research, 65 persen remaja mengatakan mereka lebih suka sekolah dengan tatap muka setelah pandemi Covid-19 berakhir. Hal tersebut dapat disebabkan oleh:
Baca juga: 8 Kesalahan Jobseeker yang Berujung Penolakan Kerja
Oleh karena itu, untuk menyikapi cara belajar Gen-Z dalam daring dan luring, para tenaga pengajar juga diharuskan untuk menyesuaikan metode pembelajaran yang digemari oleh Gen-Z.
Berikut merupakan beberapa tips yang dapat membantu untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran tersebut:
Dengan menerapkan tips ini, para pengajar dapat beradaptasi dengan metode pembelajaran Gen-Z dan menciptakan lingkungan belajar yang memenuhi kebutuhan unik mereka.
Pada dasarnya, pembelajaran daring dan luring memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun terkait Gen-Z, terlihat bahwa pembelajaran luring lebih efektif dalam mendorong keterlibatan yang lebih dalam dan hasil yang lebih baik.
Hal tersebut tidak sepenuhnya untuk mengatakan bahwa pembelajaran daring harus diabaikan, terutama karena dunia terus bergerak menuju lanskap yang lebih digital.
Sebaliknya, para pengajar harus mengenali nilai pembelajaran luring dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang menyeimbangkan kedua metode pembelajaran tersebut.
Baca juga: Kesetaraan Gender bagi Pekerja Perempuan
Metode belajar memang memiliki tantangan tersendiri bagi para pengajar. Namun, Jurnalisme Berkebangsaan hadir sebagai solusi untuk meningkatkan partisipasi dan performa Gen-Z dalam pembelajaran kolaboratif baik secara daring maupun luring.
Dengan demikian dapat membantu generasi pembelajar berikutnya, termasuk Gen Z, untuk berhasil di dunia digital dan tatap muka.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya