Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2024, 16:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - International Tourism Investment Forum (ITIF) ke-2 akan digelar pada 5-6 Juni 2024 di Swissotel PIK Avenue, Jakarta. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut ITIF 2024 merupakan event penting untuk menarik minat investor internasional maupun lokal untuk berinvestasi di Indonesia. 

Adapun target investasi sektor parekraf tahun ini adalah Rp 100 triliun, sesuai dengan target investasi nasional dari Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.600 triliun atau 4 persen untuk sektor parekraf.

Baca juga: Sektor Pariwisata dan Ekonomi Bisa Jadi Pelopor Kesetaraan Gender

"Kalau kita kontribusi 4 persen kita harus mendapatkan total antara Rp 80 triliun-Rp 100 triliun," ujar Sandiaga dalam jumpa pers mingguan di Jakarta, Senin (13/5/2024). 

Dalam gelaran tersebut, ia membidik investasi di antaranya dari investor Timur Tengah, Asia, Eropa dan Amerika Serikat. 

"Yang akan ditawarkan hotel, restoran, kafe, juga resor, eco tourism," imbuhnya. 

Sandiaga juga akan menawarkan investasi untuk pariwisata di lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), pengembangan wisata di sekitar IKN, dan desa wisata. 

Dorong pariwisata berkelanjutan

Bekerjasama dengan UN Tourism, acara bertema "Elevating Tourism Investments for a Sustainable Growth" ini membahas isu investasi, termasuk pariwisata hijau dan berkelanjutan. 

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa menyebut bahwa akan ada beberapa agenda, termasuk roundtable diskusi pariwisata berkelanjutan. 

"Ada roundtable Indonesia-India, kami lihat data india meningkat pesat ke sini, investasi juga meningkat. Lalu roundtable Indonesia-Rusia, dan roundtable sustainable," papar dia. 

Baca juga: Pariwisata Berkelanjutan Indonesia Dibahas dalam Forum PBB di New York

Selain itu, Indonesia tidak hanya menawarkan hotel dan restoran, tetapi juga wisata olahraga (sport tourism) seperti golf, dan wisata kesehatan (medical tourism). 

"Investasi ke arah rumah sakit juga meningkat,  sustainable juga ingin masuk ke Indonesia. Kita lihat banyak sektor yang terkait dengan pariwisata," terang Rizki. 

Sementara itu, Direktur Promosi Wilayah Amerika dan Eropa, Kementerian Investasi/BKPM, Sri Endang Novitasari menyebut peluang besar ITIF mendorong masuknya investasi asing. 

"Investasi yang berasal dari Hongkong, India, China, dan lain-lain.  ITIF ini bisa menonjolkan potensi pariwisata kita yang bisa mendorong investasi," tuturnya. 

Ia juga berpesan, potensi investasi parekraf jangan hanya bergantung pada pemerintah pusat saja.

Jika ada destinasi wisata ingin berkembang di daerah, peluang investasinya juga harus dipromosikan, bersama dengan dukungan pemda setempat. 

Sebagai informasi, Menparekraf Sandiaga menargetkan investasi masuk ke Indonesia sebesar 6-8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 89-119 triliun (asumsi Rp 14.900 per dolar AS) untuk sektor parekraf, sehingga mampu menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru pada 2024.

"Kalau diagregasi 6-8 miliar dolar AS dan lapangan kerja yang bisa diciptakan itu untuk (target) 4,4 juta lapangan kerja yang ingin kita ciptakan beberapa tahun ke depan," pungkas Sandiaga.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Rasa Takut pada yang Gaib Bantu Cegah Kerusakan Lingkungan
Rasa Takut pada yang Gaib Bantu Cegah Kerusakan Lingkungan
LSM/Figur
Ilmuwan Sebut Pohon Pisang Bisa Jadi Kunci Atasi Perubahan Iklim
Ilmuwan Sebut Pohon Pisang Bisa Jadi Kunci Atasi Perubahan Iklim
Pemerintah
Pembatasan Emisi Sebelum 2050 Cegah Kenaikan Permukaan Laut 0,6 Meter
Pembatasan Emisi Sebelum 2050 Cegah Kenaikan Permukaan Laut 0,6 Meter
Pemerintah
Sinergi Pangan dan Energi Masa Depan
Sinergi Pangan dan Energi Masa Depan
Pemerintah
Respons Putusan MK soal Izin Berkebun di Hutan, Kemenhut Siapkan SE Menteri
Respons Putusan MK soal Izin Berkebun di Hutan, Kemenhut Siapkan SE Menteri
Pemerintah
Kemenhut: Penebangan Hutan Terencana Bukan Deforestasi, Indonesia Beda dengan Eropa
Kemenhut: Penebangan Hutan Terencana Bukan Deforestasi, Indonesia Beda dengan Eropa
Pemerintah
Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara
Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara
Swasta
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Pemerintah
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Pemerintah
DLH Jakarta Akui Sulit Setop 'Open Dumping' di TPS Bantargebang
DLH Jakarta Akui Sulit Setop "Open Dumping" di TPS Bantargebang
Pemerintah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
Pemerintah
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
Pemerintah
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
Swasta
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Pemerintah
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau