KOMPAS.com - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menyampaikan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) bisa menjadi pelopor kesetaraan gender.
Selain itu, parekraf juga dapat memberikan ruang yang adil bagi perempuan untuk berkreasi dan berkarya demi terwujudnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Hal itu ia sampaikan dalam Seminar Nasional Hari Kartini di Gedung Sumekto Djajanegara, Politeknik Pariwisata Negeri Medan, Sumatra Utara, Selasa (23/4/2024).
Baca juga: Pemerintah Luncurkan Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim
Sebagai informasi, meski pekerja perempuan memiliki peranan penting dalam ekonomi, keterlibatannya masih rendah dibandingkan laki-laki.
"Inilah yang ingin kita perjuangkan, kita harus mulai dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Angela.
Dia menambahkan, parekraf harus menjadi pelopor karena mayoritas tenaga kerja di sektor parekraf adalah perempuan.
"Dan terbukti juga para pelajar di sektor parekraf juga mayoritas perempuan sebesar 75 persen," sambung Angela.
Baca juga: Ironi Solo, Kota Toleran tapi Diskriminatif terhadap Keragaman Gender
Ia menyebutkan, peranan perempuan di dunia profesional masih terbatas. Di level managerial Indonesia, kiprah perempuan hanya sebesar 33 persen. Sedangkan di sektor pariwisata sedikit lebih tinggi yakni 37 persen.
"Tapi kalau kita bicara representasi, belum merepresentasikan yang sesungguhnya karena populasi perempuan di Indonesia sudah lebih dari 49 persen," ujarnya.
Belum lagi jika berbicara tentang kesenjangan gaji antara perempuan dan laki-laki. Pada 2020, tercatat kesenjangan gaji rata-rata 20 persen.
Angel menegaskan, sejatinya perempuan memiliki peranan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya atas peranannya di dalam keluarga, tapi juga dalam menunjang kehidupan atau ekonomi keluarga.
Baca juga: Terbuka Potensi Sinergi Pengarusutamaan Isu Gender dan Hak Anak
"Kita ketahui UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di Indonesia adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Serapan tenaga kerja di sektor UMKM mencapai 97 persen, dan yang ingin saya sampaikan di sini bahwa 64 persen pemilik UMKM adalah perempuan," kata Wamenparekraf.
Data tersebut, kata dia, menunjukkan betapa besarnya peran perempuan bagi perekonomian Indonesia. Perempuan saat diberi kesempatan diyakini akan memberikan kontribusi yang tinggi.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani menuturkan, ada satu konsep yang akan diperkenalkan dalam upaya memperjuangkan hak-hak perempuan di masa kini.
"Adalah equity bukan equality. Equity adalah konsep keadilan, equality adalah konsep kesetaraan. Selama ini kita selalu bicara kesetaraan, satu titik itu bahwa memang perlu kesetaraan tetapi pada faktanya di lapangan tidak bisa demikian," kata dia.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Kartini pada 21 April, pemerintah juga diminta hadir membuat satu kesempatan dan ekosistem yang sesuai dengan situasi dan kondisi perempuan.
Baca juga: Indeks Pembangunan Gender Alami Tren Positif, Perempuan Makin Berdaya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya