Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Septi Sri Rahmawati
Dosen

Septi Sri Rahmawati, Dosen Program Studi Ilmu Tanah UPN “Veteran” Yogyakarta; Tim Ahli Gubernur Jawa Barat Periode 2021-2022, pernah melakukan riset kajian pemukiman perkotaan di wilayah Jawa Barat.

Optimalisasi Lahan Pasir untuk Pertanian di Kulonprogo

Kompas.com - 03/07/2024, 17:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Teknik penyemprotan tanaman dimaksudkan untuk menyiram daun, sebab daun di lokasi ini dekat dengan laut yang menyebabkan keberadaan garam pada daun.

Selain itu, daun tanaman juga mengandung mineral yang terbawa angin dari Gunung Merapi. Penyemprotan daun ini membantu membersihkan daun dari garam dan partikel mineral yang dapat mengganggu proses fotosintesis dan memperkaya hara pada tanah.

Hasil dari penerapan teknik-teknik ini sangat mengesankan. Budidaya cabai berhasil menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam suplai cabai di Indonesia.

Cabai yang dihasilkan tidak hanya melimpah, tetapi juga berkualitas tinggi, dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik yang besar.

Keberhasilan ini tidak hanya terbatas pada cabai. Melon dan semangka yang dibudidayakan di tanah berpasir Kulonprogo juga menunjukkan pertumbuhan yang baik dan hasil memuaskan.

Hal ini membuktikan bahwa dengan pendekatan tepat, tanah berpasir bisa diubah menjadi lahan pertanian produktif.

Meskipun demikian, keberhasilan ini bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya awal yang tinggi untuk instalasi sistem irigasi tetes dan pengolahan kotoran ayam.

Selain itu, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan teknis untuk mengelola sistem irigasi dan pupuk organik secara efektif.

Namun, peluang yang dihasilkan dari keberhasilan ini sangat besar. Model pertanian di Kulonprogo bisa direplikasi di wilayah lain yang memiliki kondisi tanah serupa.

Melalui dukungan pemerintah dan penyuluhan pertanian yang efektif, lebih banyak petani di Indonesia yang dapat diuntungkan dari teknik ini, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Transformasi tanah berpasir di Kulonprogo menjadi lahan pertanian produktif menunjukkan bahwa inovasi dan teknologi tepat guna dapat mengatasi keterbatasan alam.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut dalam pengelolaan lahan marjinal untuk pertanian yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, dengan terus mengembangkan dan menyebarluaskan teknik ini, kita dapat menciptakan masa depan pertanian yang lebih cerah dan produktif.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Meski Dianggap Imperialisme, EUDR Bisa Jadi Jalan Perbaikan Tata Kelola Komoditas
Meski Dianggap Imperialisme, EUDR Bisa Jadi Jalan Perbaikan Tata Kelola Komoditas
Pemerintah
Austria Segera Punya Fasilitas Hidrogen Hijau Raksasa, Potong Emisi 150.000 Ton Per Tahun
Austria Segera Punya Fasilitas Hidrogen Hijau Raksasa, Potong Emisi 150.000 Ton Per Tahun
Pemerintah
Hutan Mangrove Lebih Kuat dari Dugaan, Tahan Badai akibat Perubahan Iklim
Hutan Mangrove Lebih Kuat dari Dugaan, Tahan Badai akibat Perubahan Iklim
Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Separuh Dunia Rasakan Panas Ekstrem Sebulan
Perubahan Iklim Bikin Separuh Dunia Rasakan Panas Ekstrem Sebulan
LSM/Figur
IESR Dorong ASEAN JETP, Potensi Dana Transisi Energi Capai Rp 2.000 Triliun
IESR Dorong ASEAN JETP, Potensi Dana Transisi Energi Capai Rp 2.000 Triliun
LSM/Figur
Janji Besar, Nyatanya Nol, Bank-bank Inggris Masih Danai Energi Fosil
Janji Besar, Nyatanya Nol, Bank-bank Inggris Masih Danai Energi Fosil
Swasta
Terlibat Perdagangan 80 Kg Sisik Trenggiling, 3 Pria Terancam 15 Tahun Penjara
Terlibat Perdagangan 80 Kg Sisik Trenggiling, 3 Pria Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
PFAS Berbahaya di Jaket hingga Wajan, Bisakah Nanofiber Jadi Penggantinya?
PFAS Berbahaya di Jaket hingga Wajan, Bisakah Nanofiber Jadi Penggantinya?
LSM/Figur
Riau Bisa Dongkrak Ekonomi Biru, Bersaing dengan Singapura
Riau Bisa Dongkrak Ekonomi Biru, Bersaing dengan Singapura
LSM/Figur
Longsor Gunung Kuda, Bukti Tambang Legal Belum Tentu Profesional
Longsor Gunung Kuda, Bukti Tambang Legal Belum Tentu Profesional
LSM/Figur
Makan Korban, Pemda Cabut Izin Tambang Galian C di Gunung Kuda
Makan Korban, Pemda Cabut Izin Tambang Galian C di Gunung Kuda
Pemerintah
Dorong Kesetaraan Pendidikan, TenarisSPIJ Salurkan Beasiswa untuk Pelajar Cilegon
Dorong Kesetaraan Pendidikan, TenarisSPIJ Salurkan Beasiswa untuk Pelajar Cilegon
Swasta
Badan Geologi Ungkap Pemicu Tambang Galian C di Cirebon Longsor dan Tewaskan 14 Orang
Badan Geologi Ungkap Pemicu Tambang Galian C di Cirebon Longsor dan Tewaskan 14 Orang
Pemerintah
Peningkatan Kekuatan Militer Global Jadi Ancaman Tujuan Iklim
Peningkatan Kekuatan Militer Global Jadi Ancaman Tujuan Iklim
Pemerintah
Permudah Calon Jemaah Haji Disabilitas dan Lanjut Usia, Wings Air Operasikan Penerbangan Feeder
Permudah Calon Jemaah Haji Disabilitas dan Lanjut Usia, Wings Air Operasikan Penerbangan Feeder
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau