Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Dorong Pemda Bangun Industrialisasi Pengelolaan Sampah

Kompas.com - 03/07/2024, 15:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.comIndustrialisasi pengelolaan sampah menjadi salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk mendukung upaya penanganan sampah di Indonesia.

Seperti disampaikan Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar, Indonesia perlu membangun industrialisasi pengelolaan sampah

"Kenapa? Karena mengelola sampah itu punya teknologi, punya manajemen, punya human resources, jadi harus dilakukan secara profesional dan modern," ujar Novrizal dalam pembahasan pembaruan isu pengelolaan sampah, limbah dan B3 secara daring, Selasa (2/7/2024). 

Baca juga: Cegah Kebakaran TPA, Pemilahan Sampah Perlu Dilakukan

Dalam pertemuan yang dihadiri pemerintah daerah dan dunia usaha itu, Novrizal menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak dapat dilakukan sambil lalu, melainkan butuh penanganan yang serius.

Novrizal juga meminta kepada jajaran pemerintah daerah di kabupaten/kota sebagai regulator, agar tidak lagi terlibat langsung dalam melakukan pengumpulan dan pengangkutan sampah.

Pemda diarahkan untuk menyerahkan kepada pihak profesional yang memang memiliki kapasitas pengelolaan sampah dan limbah.

"Dalam hal ini dunia usaha yang memang profesional perlu melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah sehingga pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan profesional dan modern," paparnya, dikutip dari Antara

Sampah diolah menjadi manfaat

Terkait industrialisasi pengelolaan sampah yang menggunakan prinsip ekonomi sirkular, Novrizal merujuk kepada penggunaan teknologi untuk memanfaatkan sampah agar tidak berakhir tercampur di tempat pembuangan akhir, seperti menggunakannya untuk energi dan bahan baku industri.

Pengelolaan sampah di Indonesia, memiliki potensi yang belum banyak dimanfaatkan. Sebagai contoh, industri pakan ternak di Tanah Air masih melakukan impor tepung jeroan untuk bahan baku.

Baca juga: Amorepacific Indonesia Bersihkan Sampah di Sungai Citarum

Padahal, pengelolaan sampah dengan teknologi maggot untuk mengurai sampah organik akan dapat membantu menggantikan komponen pakan yang saat ini masih diimpor tersebut.

Selain itu, ia juga menyoroti potensi sampah menjadi energi yang dicanangkan di 12 kota serta pengelolaan sampah menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF) yang mengolah sampah anorganik sebagai bahan bakar alternatif di berbagai industri.

Terkait RDF, menurutnya Indonesia sudah memiliki potensi off-taker atau pengguna termasuk industri semen yang tersebar di 31 kota/kabupaten di 15 provinsi dan PLTU di 47 kota/kabupaten di 26 provinsi.

"Potensi off-taker RDF lain adalah industri pupuk di tujuh kota/kabupaten di lima provinsi, industri kertas dan pulp di 31 kota/kabupaten di tujuh provinsi, dan industri tekstil 34 kota/kabupaten di tiga provinsi," pungkas Novrizal. 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun 'Smart Grid' dan Jaringan Transmisi

Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun "Smart Grid" dan Jaringan Transmisi

BUMN
Rektor IPB: Tak Hanya Sawit, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioenergi

Rektor IPB: Tak Hanya Sawit, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioenergi

LSM/Figur
Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Pemerintah
Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Pemerintah
Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

LSM/Figur
Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Pemerintah
15 Tahun The Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niode Luncurkan 'Memoar Pegiat Harmoni Bumi'

15 Tahun The Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niode Luncurkan "Memoar Pegiat Harmoni Bumi"

LSM/Figur
Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Pemerintah
Mengenal 'Net Zero Emission' hingga Strateginya

Mengenal "Net Zero Emission" hingga Strateginya

LSM/Figur
Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

LSM/Figur
Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Pemerintah
Prancis Berencana Jadikan 'Spare Part' PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Prancis Berencana Jadikan "Spare Part" PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Pemerintah
Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Pemerintah
Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

LSM/Figur
KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau