KOMPAS.com - Survei yang dilakukan oleh KPMG, salah satu perusahaan akuntansi terbesar di dunia, mengungkapkan bahwa para CEO menghadapi rintangan dalam memenuhi target nol emisi.
Para CEO ini menunjuk pada kompleksitas pemotongan rantai pasokan emisi dan penerapan solusi berkelanjutan sebagai tantangan yang memengaruhi strategi target nol emisi mereka.
Mengutip ESG Dive, Sabtu (28/9/2024) survei ini dilakukan terhadap CEO di 11 pasar utama di Amerika Utara, Asia, Eropa, dan Australia yang mencakup 11 sektor industri, termasuk perbankan, manajemen aset, energi, infrastruktur, konsumen, dan ritel.
Baca juga: Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon
Responden juga mewakili perusahaan dengan pendapatan tahunan lebih dari 500 juta dollar AS dan lebih dari sepertiganya menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari 10 miliar dollar AS.
Studi KPMG terkait dengan menurunnya keyakinan dalam memenuhi target nol emisi sambil mengatasi tantangan rantai pasokan ini konsisten dengan penelitian terbaru lainnya tentang sentimen perusahaan.
Misalnya, analisis Bain & Company tahun 2023 terhadap data CDP menemukan bahwa lebih dari sepertiga perusahaan mungkin tidak memenuhi target yang direncanakan untuk mengurangi emisi cakupan 3.
Untuk mencapai target tersebut ada dua rintangan utama yang menghantui CEO perusahaan. Sebanyak 24 persen responden menyebutkan kompleksitas dekarbonisasi rantai pasokan menjadi tantangan dalam mencapai target tersebut.
Sementara lainnya menunjuk pada kurangnya ketrampilan dan keahlian yang diperlukan untuk menerapkan solusi untuk meraih target nol emisi.
Kendati demikian, dalam survei, sebanyak 54 persen CEO yang menjadi responden merasa yakin dengan kemampuan mereka untuk mencapai target nol emisi pada 2030.
Baca juga: Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss
“Para CEO tetap berkomitmen pada strategi terkait iklim mereka, yang mereka harapkan akan memberikan keuntungan finansial dalam beberapa tahun mendatang,” kata Paul Knopp, Ketua dan CEO KPMG AS, dalam keterangannya.
Keuntungan Finansial
Meski ada hambatan tersebut, perusahaan mengaitkan investasi ESG dengan keuntungan finansial. Di mana CEO yang disurvei mengatakan bahwa mereka melihat strategi ESG memiliki dampak besar dalam mendorong kinerja keuangan perusahaan.
Baca juga: Sektor Sampah dan Limbah Ditarget Nol Emisi pada 2050
Sebagian besar dari 400 CEO Amerika Serikat yang disurvei (60%) mengatakan mereka berharap untuk melihat keuntungan yang signifikan dari investasi ESG dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Ssedangkan 24 persen responden berharap untuk melihat keuntungan dalam satu hingga tiga tahun ke depan.
Hal tersebut juga dikuatkan dengan studi terpisah dari firma akuntansi yang dirilis awal tahun ini. Studi itu menemukan korelasi kuat antara 21 indikator terkait ESG dan kinerja keuangan yang kuat.
Menurut studi, indikator keberlanjutan yang dianggap memiliki hubungan signifikan dengan margin laba kotor meliputi emisi karbon dioksida yang lebih rendah, pengurangan dampak lingkungan lahan, kebijakan etika bisnis, inisiatif pengurangan dampak transportasi staf, layanan penitipan anak untuk karyawan, dan persentase eksekutif perempuan yang tinggi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya