Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Tantangan, Peluang, dan Masa Depan Ketahanan Air Berkelanjutan di Tanah Air

Kompas.com - 27/09/2024, 22:00 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com“Water is the driving force of all nature.” Demikian ungkapan Leonardo da Vinci yang menegaskan vitalnya air dalam kehidupan.

Sebagai sumber utama kehidupan, air memiliki peran yang begitu besar—mulai dari air minum, sanitasi, hingga penjaga keseimbangan ekosistem. Tak heran, seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia, berupaya untuk menjaga ketahanan air demi keberlanjutan hidup.

Bahkan, salah satu komitmen global tersebut terlihat pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Air Bersih dan Sanitasi Layak menjadi poin keenam dalam daftar tujuan tersebut.

Namun, seiring pertumbuhan populasi dan perubahan iklim, air bersih kini menjadi sumber daya yang semakin langka.

Dibandingkan dengan dekade 1960-an, kebutuhan (demand) air secara global telah meningkat dua kali lipat. Angka ini diperkirakan terus melonjak dan memicu potensi krisis air di masa depan.

Mulai dari polusi hingga infrastruktur yang tak memadai

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya air, Indonesia masih relatif aman dalam hal ancaman krisis air.

Menurut Aqueduct Water Risk Atlas yang dirilis World Resources Institute (WRI) pada 2023, tingkat tekanan penggunaan air Indonesia masih masuk ke kategori sedang-tinggi (medium-high). Tingkat risiko ini masih relatif setara dengan yang dialami beberapa negara besar, seperti China, Australia, Amerika Serikat, dan Prancis.

Meski demikian, potensi risiko tetap ada, terutama di wilayah padat penduduk.

Baca juga: Permukaan Air Laut di Asia Diperkirakan Naik Lebih Cepat

Di Pulau Jawa, misalnya, risiko krisis air masuk ke kategori “sangat tinggi”. Risiko ini bahkan lebih tinggi ketimbang beberapa wilayah lain, seperti Maluku dan Kalimantan.

Salah satu tantangan utama dalam menjaga ketahanan air di Indonesia tidak hanya datang dari ketersediaan, tetapi juga kualitas dan distribusi.

Polusi air akibat limbah industri, pertanian, dan rumah tangga telah mencemari sumber-sumber air bersih. Bahan kimia berbahaya dan pestisida dari pertanian yang meresap ke dalam sungai dan danau turut menciptakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem.

Distribusi air juga menjadi masalah. Kebutuhan air di kota-kota besar terus meningkat, sedangkan akses terhadap air bersih di daerah pedesaan masih terbatas. Ketimpangan ini memicu permasalahan sosial dan ekonomi, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada pertanian.

Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan permasalahan sosial dan ekonomi, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada pertanian dan sumber daya alam.

Tantangan berikutnya adalah perubahan iklim yang membawa dampak signifikan terhadap siklus hidrologi.

Pola cuaca yang tidak menentu, termasuk curah hujan yang ekstrem, menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Di sisi lain, kekeringan justru melanda. Fenomena ini mengganggu keberlanjutan sumber daya air (SDA) serta meningkatkan risiko bencana alam.

Ilustrasi banjir.UNSPLASH/MISBAHUL AULIA Ilustrasi banjir.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Pemerintah
Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

Peningkatan Kualitas BBM ke Euro IV Bikin Masyarakat Lebih Sehat

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau