KOMPAS.com - Timbal diketahui menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan melalui berbagai paparan.
Kini, penelitian yang dipimpin Carnegie Mellon University di Pennsylvania, Amerika Serikat, makin menambah daftar panjang dampak timbal terhadap manusia.
Studi tersebut menemukan bahwa konsentrasi timbal di udara ternyata menjadi salah satu penyebab kematian bayi.
Konsentrasi timbal yang tinggi menyebabkan kadar timbal dalam darah anak-anak di seluruh dunia tinggi.
Konsentrasi timbal di udara yang ditemukan baik itu di negara maju dan berkembang ini sebagian besar dihasilkan oleh emisi industri.
Baca juga: Polusi Udara Sebabkan Pasien Rawat Inap Terkait Kesehatan Mental Naik
Melansir Futurity, Selasa (11/3/2025), dalam studi ini, para peneliti menggunakan data emisi timbal di udara untuk memperkirakan dampak konsentrasi timbal di udara terhadap kematian bayi.
Studi kemudian menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara konsentrasi timbal di udara dan kematian bayi.
"Meski banyak penelitian telah meneliti dampak buruk timbal pada hasil kognitif dan perilaku anak-anak, hanya sedikit yang menganalisis dampak paparan timbal pada kesehatan bayi," kata Karen Clay, profesor ekonomi dan kebijakan publik di Heinz College of Information Systems and Public Policy, Carnegie Mellon University.
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan data emisi timbal dari US Toxics Release Inventory (TRI), yang dibuat pada tahun 1986 sebagai respons terhadap pelepasan bahan kimia di Bhopal pada tahun 1984 dan di Virginia Barat pada tahun 1985.
Dampak kausal timbal terhadap kematian bayi diidentifikasi oleh variasi tahunan emisi timbal yang beterbangan di udara yang berinteraksi dengan kecepatan angin di dekat pabrik pelaporan, yang bersama-sama menentukan konsentrasi timbal ambien lokal.
Para peneliti juga menganalisis data monitor timbal dari Sistem Kualitas Udara Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), data angin dari Pusat Informasi Lingkungan Nasional, dan data kesehatan bayi dari sistem Statistik Vital Nasional Pusat Statistik Kesehatan Nasional.
Studi ini melibatkan 127 daerah di AS yang memiliki pabrik dengan emisi timbal dalam jarak 2 mil dari monitor timbal EPA dan dalam jarak 10 mil dari monitor angin.
Hasilnya, konsentrasi timbal yang lebih tinggi di udara menyebabkan tingkat kematian bayi yang lebih tinggi pada bulan pertama dan tahun pertama bayi.
Itu menunjukkan bahwa paparan di dalam rahim dan lingkungan menjadi masalah.
Baca juga: Paparan Asap Rokok Sebabkan Kulit Sensitif pada Bayi
Selain itu, konsentrasi timbal yang lebih tinggi meningkatkan kematian akibat berat badan lahir rendah, kematian bayi yang tiba-tiba tidak dapat dijelaskan, dan penyebab pernapasan dan sistem saraf.
"Perhitungan kasar menunjukkan bahwa penurunan emisi timbal yang tidak terdeteksi mencegah 34 hingga 59 kematian bayi per tahun, menghasilkan manfaat sebesar 380 juta dollar AS hingga 670 juta dollar AS per tahun," kata Edson Severnini, profesor ekonomi di Boston College, yang ikut menulis studi tersebut.
Di Amerika Serikat, perusahaan industri dan industri penerbangan menghasilkan ratusan ribu kilogram timbal ke udara.
Perkiraan baru dari studi ini pun dapat menjadi dasar dalam mengurangi emisi timbal di udara serta pembersihan tanah.
Studi dipublikasikan di National Bureau of Economic Research Working Paper.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya