Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara Sebabkan Pasien Rawat Inap Terkait Kesehatan Mental Naik

Kompas.com - 19/12/2024, 20:15 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Studi yang dilakukan Universitas St. Andrews, Skotlandia menemukan paparan polusi dapat meningkatkan risiko rawat inap di rumah sakit yang terkait dengan kesehatan mental.

Penelitian yang dipublikasikan sebelumnya mengenai dampak kesehatan dari paparan jangka panjang terhadap polusi udara sekitar cenderung menekankan kematian dan kesehatan fisik, daripada rawat inap di rumah sakit serta kesehatan mental.

Namun ternyata, penelitian yang melibatkan lebih dari 200.000 orang di Skotlandia itu menemukan bahwa paparan nitrogen dioksida dikaitkan dengan peningkatan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena gangguan perilaku dan penyakit mental.

Baca juga:

Dr Mary Abed Al Ahad dari Universitas St Andrews, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan perlunya kebijakan untuk mengatasi polusi udara dan peralihan ke energi terbarukan sehingga dapat membantu meringankan beban rumah sakit bagi orang-orang dengan penyakit fisik dan mental dalam jangka panjang.

“Kebijakan dan intervensi yang menargetkan emisi polusi udara seperti zona tanpa emisi atau insentif untuk energi terbarukan di sektor transportasi dan produksi energi dapat membantu meringankan beban perawatan rumah sakit dalam jangka panjang baik secara lokal maupun global,” katanya, seperti dikutip dari Guardian, Kamis (19/12/2024).

Dalam studi ini, peneliti menganalisis data dari Public Health Scotland yang meneliti polutan utama antara 2002 dan 2017 serta dampak polusi udara sekitar.

Empat polutan yang berasal dari lalu lintas dan industri itu antara lain nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), partikel berdiameter minimal 10μm (PM10), dan partikel kecil berdiameter 2,5μm atau kurang (PM2,5) per 1 km2 di kode pos tempat tinggal setiap orang.

Peneliti kemudian menemukan paparan kumulatif rata-rata terhadap polusi udara sangat terkait dengan tingkat rawat inap yang lebih tinggi, baik untuk penyakit mental maupun fisik.

Sementara paparan kumulatif yang lebih tinggi terhadap NO2, PM10, dan PM2,5 dikaitkan dengan insiden rawat inap yang lebih tinggi untuk semua penyebab.

Baca juga:

Ioannis Bakolis, profesor kesehatan mental publik dan statistik di King's College London yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menambahkan bahwa data skala besar yang dianalisis dengan tepat tersebut memberikan bukti lebih lanjut tentang hubungan antara polusi udara dan kesehatan mental.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bagaimana orang yang menghabiskan masa kecilnya di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi mungkin lebih mungkin mengalami gangguan mental di kemudian hari.

Penelitian di AS dan Denmark juga telah menunjukkan adanya hubungan antara polusi udara dan peningkatan risiko masalah kesehatan mental, termasuk gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan kepribadian.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Masih Ada Warga Jakarta Buang Air Besar Sembarangan, Butuh Edukasi dan Kolaborasi

Masih Ada Warga Jakarta Buang Air Besar Sembarangan, Butuh Edukasi dan Kolaborasi

Pemerintah
Segudang Manfaat Bambu untuk Solusi Perubahan Iklim: Serap Emisi hingga Pengganti Baja

Segudang Manfaat Bambu untuk Solusi Perubahan Iklim: Serap Emisi hingga Pengganti Baja

Pemerintah
Demi Lingkungan Sehat, Warga Terdampak TPA Liar di Depok Mengadu ke Komnas HAM

Demi Lingkungan Sehat, Warga Terdampak TPA Liar di Depok Mengadu ke Komnas HAM

Pemerintah
10 Klub Sepak Bola Paling Berkelanjutan 2024, Dortmund Nomor Wahid

10 Klub Sepak Bola Paling Berkelanjutan 2024, Dortmund Nomor Wahid

Pemerintah
Masih Tahap Transisi, Implementasi B40 Berlaku Penuh Februari

Masih Tahap Transisi, Implementasi B40 Berlaku Penuh Februari

Pemerintah
Setelah B40 Tahun Ini, B50 Disiapkan untuk 2026

Setelah B40 Tahun Ini, B50 Disiapkan untuk 2026

Pemerintah
'Food Rescue Warrior' Salurkan Ribuan Paket Makanan ke 53.000 Masyarakat Rentan

"Food Rescue Warrior" Salurkan Ribuan Paket Makanan ke 53.000 Masyarakat Rentan

Swasta
Komitmen pada CSR Tingkatkan Penjualan Daring Perusahaan

Komitmen pada CSR Tingkatkan Penjualan Daring Perusahaan

Pemerintah
85 Persen Eksekutif Berkomitmen Laporkan Pengungkapan Iklim

85 Persen Eksekutif Berkomitmen Laporkan Pengungkapan Iklim

Swasta
Mikroplastik Masuk Rantai Makanan, Ditemukan di Darah hingga Sumsum

Mikroplastik Masuk Rantai Makanan, Ditemukan di Darah hingga Sumsum

Pemerintah
Inggris Disebut Jadi Negara dengan Energi Listrik Terbersih di Dunia

Inggris Disebut Jadi Negara dengan Energi Listrik Terbersih di Dunia

Pemerintah
Hampir Seluruh Penjualan Mobil di Norwegia adalah Kendaraan Listrik, Ini Resepnya

Hampir Seluruh Penjualan Mobil di Norwegia adalah Kendaraan Listrik, Ini Resepnya

Pemerintah
Hutan Hujan Amazon Alami Kebakaran, Kekeringan, hingga Deforestasi

Hutan Hujan Amazon Alami Kebakaran, Kekeringan, hingga Deforestasi

LSM/Figur
Walhi: Kebun Sawit Bukan Hutan, Picu Kerusakan 3,2 Juta Hektare Lahan

Walhi: Kebun Sawit Bukan Hutan, Picu Kerusakan 3,2 Juta Hektare Lahan

LSM/Figur
PLN Jakarta Genjot Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Tekan Emisi Karbon

PLN Jakarta Genjot Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Tekan Emisi Karbon

BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau