Jakarta, Kompas.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan, empat strategi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% melalui keanekaragaman hayati.
Pertama, bio-prospeksi untuk mengoptimalkan sumber daya genetik bernilai ekonomi tinggi melalui inovasi dan teknologi, yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp300 triliun.
"Pesut sebentar lagi punah, badak sudah duluan punah, karena kita tidak tahu bahwa ada nilai-nilai ekonomi yang harus kita hasilkan dari kedua makhluk hidup itu. Dan kedua makhluk itu adalah korban daripada ketidaktahuan kita," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy dalam acara Peluncuran Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia yang disiarkan akun Youtube Bappenas RI, Selasa (19/8/2025).
Baca juga: BMKG: Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia
Kedua, penguatan bio-ekonomi melalui pengembangan pangan, energi, dan obat-obatan dari komoditas lokal. Industrialisasi berkelanjutan untuk komoditas lokal seperti sagu, pala, bio-fuel, rumput laut, dan perikanan, kata dia, masih harus ditingkatkan lagi.
Ketiga, pemanfaatan jasa ekosistem seperti udara, jasa lingkungan, dan ekowisata. Keempat, pelaksanaan strategi secara inklusif dengan melibatkan kolaborasi semua pihak.
Menurut Rachmat, keanekaragaan hayati bukan sekadar terkait konservasi, tetapi juga mengenai penggerak ekonomi dan kehidupan kemanusiaan. Kata dia, tanpa nilai ekonomi dan manfaat untuk masyarakat sekitar, kerusakan lingkungan tidak bisa terhindarkan.
Indonesia masih menyimpan potensi bio-ekonomi besar dari komoditas laut bernilai ekspor, ekowisata, sampai penerapan kredit keanekaragaman hayati. Namun, kata dia, pengelolaan potensi tersebut harus diiringi perlindungan kawasan konservasi dan pemulihan ekosistem.
"Dengan begitu, kayanya bisa menjadi motor ekonomis sekaligus warisan alam bagi generasi mendatang dunia," ucapnya.
Baca juga: Pesut Mahakam Tinggal 62 Ekor, Limbah Tambang Jadi Ancaman Besarnya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya