Selain itu, memperkuat resiliensi dengan meningkatkan rasio penggunaan kembali air melampaui 13,10 persen pada 2024 serta menurunkan emisi gas rumah kaca, sembari mendorong prioritas ESG sebagai fondasi menuju Net Zero 2050.
“Bermitra dengan pemimpin global seperti Ecolab menunjukkan bagaimana kolaborasi dapat menciptakan nilai bersama melalui pertukaran pengetahuan dan inovasi kelas dunia,” jelasnya.
Pada tahap awal, kolaborasi akan melibatkan SCGP dan SCGC. Unit bisnis lain di bawah SCG disebut berpeluang bergabung di masa depan.
Chief Financial Officer SCGP, Danaidej Ketsuwan, menyatakan kerja sama ini mendukung strategi kemasan berkelanjutan.
Bagi SCGP, lanjut dia, kerja sama tersebut memperkuat komitmen kami menghadirkan solusi kemasan berkelanjutan.
Baca juga: Perdagangan Karbon Bantu Pemerintah Capai Target NZE 2060
“Dengan mengintegrasikan prinsip desain sirkular dan efisiensi sumber daya bersama keahlian Ecolab, kami akan menghasilkan kemasan yang meminimalkan dampak lingkungan sekaligus memberi nilai tambah bagi pelanggan dan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Chief Operations and Innovation Officer SCGC, Dr Suracha Udomsak, menambahkan, bagi SCGC, kolaborasi ini menjadi peluang untuk lebih meningkatkan efisiensi air dan energi di seluruh operasi kami.
“Inisiatif ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan SCGC ‘Low Waste, Low Carbon’, sekaligus memperkuat daya saing perusahaan.”
MoU lima tahun ini menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor mampu mengubah komitmen keberlanjutan menjadi hasil nyata.
Dengan langkah tersebut, perjalanan menuju Net Zero diyakini akan lebih cepat tercapai sekaligus memperkokoh daya saing industri di kawasan ASEAN.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya