KOMPAS.com – Upaya menghadirkan hunian ramah lingkungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah terus diperkuat.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) 2025, REI resmi menggandeng produsen pintu baja Fortress untuk mendukung pembangunan rumah subsidi yang berkualitas dan berkelanjutan.
Kerja sama tersebut lahir dari kesadaran bahwa sektor konstruksi memiliki kontribusi signifikan terhadap emisi global. Menurut The Global Status Report for Building and Construction 2022 dari United Nations Environment Programme (UNEP), sektor properti, konstruksi, dan produksi material menyerap 32 persen sumber daya alam dunia, menggunakan 40 persen energi, serta menyumbang 37 persen emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Tren Menguat, Pengembang Ramai-ramai Bangun Rumah Ramah Lingkungan
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti pada medio Juli 2025 mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus menjadi bagian dari solusi, bukan penyumbang masalah baru.
Menurutnya, infrastruktur dan bangunan harus menjadi bagian dari solusi. Penerapan Bangunan Gedung Hijau (BGH) menjadi salah satu strategi nyata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rendah karbon.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan penurunan emisi karbon hingga 31,89 persen secara mandiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Untuk itu, penerapan standar Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Gedung Cerdas (BGC) telah diatur melalui PP 16/2021 dan Permen PUPR 21/2021.
Baca juga: Bangun Rumah Ramah Lingkungan, Sinarmas Gunakan 20 Persen Produk Green Label
Dalam Rakernas REI bertema “Propertinomic 2.0: Mengatasi Hambatan dan Percepatan Program Tiga Juta Rumah”, yang digelar Kamis (4/12/2025), Ketua Umum DPP REI Joko Suranto menegaskan pentingnya sinergi lintas industri untuk mendukung program 3 juta rumah. Salah satunya melalui kolaborasi dengan Fortress, produsen pintu baja besutan JBS Perkasa Group.
Rakernas REI 2025 digelar Kamis (4/12/2025), “Kerja sama dengan pintu baja Fortress ini salah satu upaya kami untuk menjamin kualitas hunian yang memenuhi standar kenyamanan dan keamanan, sekaligus memastikan kelancaran pasokan bahan bangunan berkualitas untuk rumah subsidi,” ujar Joko Suranto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (7/12/2025).
Fortress hadir dengan pintu baja yang diproduksi dari lempengan baja bermotif urat kayu sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pintu berbahan kayu yang berpotensi meningkatkan pembabatan hutan. Dengan demikian, material ini menjadi pilihan yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan.
Baca juga: Seperti Apa Rumah Ramah Lingkungan?
Founder & CEO JBS Perkasa Group, Joni Effendi, menyatakan bahwa dukungan terhadap program 3 juta rumah harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemilihan material hingga pemasangan.
“Kami percaya bahwa untuk mendukung program ini, diperlukan solusi yang terintegrasi dari hulu ke hilirr sehingga konsumen dapat pintu rumah subsidi yang berkualitas dan tahan lama,” kata Joni Effendi.
Fortress kini telah digunakan di sejumlah perumahan subsidi seperti di Pekanbaru dan Serang. Untuk segmen rumah subsidi, Fortress menyediakan pintu baja berketebalan 0,3 mm, dilengkapi banyak titik penguncian, engsel tersembunyi, lubang pengintip, serta karet peredam pada kusen. Produk dikirim dalam kondisi siap pasang untuk memudahkan pengerjaan di lapangan.
Kolaborasi REI dan Fortress menjadi contoh industri dapat mempercepat peralihan menuju konstruksi yang lebih hijau. Dengan penggunaan material yang tahan lama, efisien, dan minim dampak lingkungan, rumah subsidi tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga bagian dari upaya nasional mengurangi jejak karbon.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya