JAKARTA, KOMPAS.com - Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang makin gencar diterapkan pelaku usaha dalam tiga aspek environment, social, dan governance (ESG) berkontribusi besar terhadap keberlanjutan.
Sinarmas Land, contohnya, menjadi salah satu pengembang properti di Indonesia yang telah mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Raksasa properti dengan kapitalisasi pasar Rp 57,6 triliun dari tiga tentakel PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT Duta Pertiwi Tbk, dan PT Puradelta Lestari Tbk, ini memeroleh dampak positif dari penerapan ESG.
Menurut Chief Risk and Sustainability Officer Sinarmas Land Muhammad Reza Abdulmajid, upaya penerapan konsep sustainable development ini terbukti telah mengurangi biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni.
"Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan konsep pembangunan berkelanjutan juga mendorong konsumen melirik rumah dan gedung yang ramah lingkungan untuk investasi dan kepemilikan mereka," ujar Reza, Rabu (2/8/2023).
Baca juga: Energi Ramah Lingkungan Pengaruhi Keberlanjutan Bisnis Jangka Panjang
Bahkan, untuk bangunan komersial seperti gedung perkantoran BSD Green Office Park tercatat mencetak tingkat hunian alias occupancy rate di atas 93 persen.
Hal senada dikatakan Direktur BSDE Hermawan Wijaya yang mengamini dampak penerapan ESG meskipun dalam jangka menengah dan panjang.
"Memang secara langsung atau jangka pendek belum dapat dirasakan. Namun, dalam medium long term, itu akan terasa.
Hermawan menambahkan, bagi BSDE sebagai bagian dari Sinarmas Land, penerapan ESG bukan hal baru. ESG sudah berjalan sesuai dengan visi dan misi pemilik Perusahaan, bahwa pembangunan berkelanjutan adalah sebuah keharusan.
Terlebih, gaya hidup berkelanjutan atau green living juga sudah menjadi tren kalangan urban.
"Kami tidak menunggu ada insentif dulu, baru menerapkan ESG. Kami juga melakukan upaya-upaya tersebut secara berkelanjutan sejak 2019 hingga kini. Kita lihat bagaimana sumbangsih kami terhadap lingkungan, sosial, dan juga community," imbuh Hermawan.
Baca juga: 5 Cara Memulai Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Inisiatif terbaru yang dilakukan Sinarmas Land adalah dengan mengembangkan kawasan hunian hijau atau green housing yang menggunakan 20 persen materal bangunan ramah lingkungan dalam waktu dekat.
Reza memastikan, produk-produk yang digunakan dalam pembangunan hunian hijau ini dipastikan memiliki green label dengan sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga otoritatif.
"Para pemasok yang menggunakan material ramah lingkungan dan memiliki sertifikat green label ini yang akan kami prioritaskan. Kalaupun ada pemasok lain yang belum memiliki green label product, kami tidak bisa paksakan, karena memang belum ada," tutur Reza.
Upaya penggunaan material bangunan ramah lingkungan, seperti cat, dan solar panel, ini sebagai salah satu pendorong agar tercipta mekanisme pasar dan ekosistem keberlanjutan di sektor properti.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya