JAKARTA, KOMPAS.com - Delegasi Uni Eropa (EUD) mendukung Indonesia mempercepat transisi energi yang berkeadilan.
Dukungan ini diberikan saat EUD menggelar konferensi selama dua hari 24 dan 25 Oktober 2023 di Jakarta dengan tema “Jalan menuju Indonesia Sejahtera-Didukung oleh Energi Terbarukan”.
Konferensi ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di sektor energi, mulai dari pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta hingga masyarakat sipil.
Duta Besar EU untuk Indonesia Denis Chaibi menyoroti strategi transisi energi EU dan pendekatan Team Europe. Para pemimpin EU ingin melakukan transisi hijau secara lebih cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan ancaman terhadap ketahanan energi.
"Di samping itu, transisi energi di Eropa telah terbukti menjadi salah satu sumber lapangan kerja terbesar di masa depan," kata Chaibi, Rabu (25/10/2023).
Baca juga: Dana JETP Jauh dari Cukup untuk Transisi Energi Indonesia
Menurutnya, EU tidak dapat bekerja sendiri, melainkan membutuhkan kemitraan global. Team Europe dapat mengandalkan Global Gateway, sebuah sumber pengumpulan berbagai inisiatif keuangan dari EU, lembaga-lembaga keuangan milik Negara Anggota dan Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) yang mendukung kepentingan bilateral dengan negara mitra.
Team Europe telah mengukuhkan komitmen senilai 2,4 miliar Euro untuk Kemitraan Transisi Energi yang Adil di Indonesia.
"Saat ini yang dibutuhkan adalah komitmen politik, ambisi, dan proyek yang tepat. Indonesia diberkati dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar dan EU berharap dapat membawa kemitraan EU-Indonesia ke tingkat berikutnya," tambah Chaibi.
Para duta besar dan perwakilan dari enam Negara Anggota EU yaitu Jerman, Italia, Belanda, Polandia, Perancis, dan Denmark berbagi pengalaman serta kolaborasi negara masing-masing dengan Indonesia dalam hal transisi energi.
Perwakilan EU menegaskan kembali bahwa Uni Eropa dan negara-negara anggotanya siap memberikan dukungan dan bantuan komprehensif untuk memfasilitasi transisi energi di Indonesia.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial menegaskan, Indonesia berkomitmen untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050 atau lebih cepat.
Dalam jangka panjang, terdapat peluang untuk pengembangan fasilitas tenaga surya, panas bumi, tenaga air, nuklir, dan hidrogen hijau, karena pembangkit listrik tenaga batu bara akan dihentikan sepenuhnya pada tahun 2058.
Kebijakan Ekonomi Hijau dan NZE merupakan kunci penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Indonesia.
"Pembiayaan yang ramah lingkungan, seperti pajak karbon dan penetapan harga karbon akan menjadi instrumen-instrumen utama dalam implementasinya,” jelas Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Vivi Yulaswati MSc.
Baca juga: Transisi Energi Penting Diulas dalam Debat Capres-Cawapres
Deputi Sekretariat Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) Paul Butarbutar menguraikan persiapan yang sedang berlangsung untuk mengimplementasikan rencana JETP dan jalur-jalur proyeknya, serta menyerukan lebih banyak kerja sama dan investasi internasional.
Konferensi ini menyoroti pentingnya lingkungan yang mendukung peningkatan investasi di bidang energi terbarukan, serta pengumuman Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sugeng Suparwoto yang disambut dengan sangat baik, bahwa Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan diharapkan dapat disetujui pada akhir ini atau awal tahun depan.
Sejumlah contoh nyata pemanfaatan teknologi dan praktik terbaik dari Negara-negara Anggota Uni Eropa mengenai kerangka regulasi transisi energi dan penerapan energi terbarukan juga disoroti di konferensi ini.
Khususnya seputar energi angin lepas pantai, panel surya terapung, dan energi pasang surut, yang memberikan peluang menjanjikan bagi Indonesia untuk meningkatkan potensinya dalam transisi energi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya