Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekorasi Candi dan Wayang Ramah Lingkungan Tampil di Pameran Internasional

Kompas.com, 15 Maret 2024, 13:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ornamen dekorasi paviliun Indonesia ramah lingkungan hadir dalam dua pameran internasional, yakni Outbound Travel Mart (OTM) di Mumbai dan South Asia's Travel & Tourism Exchange (SATTE) di New Delhi, India.

Dekorasi tersebut merupakan kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan pelaku industri kreatif “Dus Duk Duk”. 

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa kolaborasi ini tercipta berkat adanya kesamaan nilai yang diusung yaitu sustainable (keberlanjutan). 

“Ini kolaborasi kita yang sangat saya banggakan. Melalui penggunaan bahan yang ramah lingkungan tentunya akan membawa penurunan emisi karbon,” ujar Sandiaga dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno", Senin (13/3/2024). 

Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan pemerintah Indonesia yang berkomitmen membangun masa depan kepariwisataan Tanah Air yang lebih baik, melalui pariwisata berkelanjutan.

Dekorasi yang dihadirkan Kemenparekraf dan Dus Duk Duk pada pameran yang berlangsung bulan Februari lalu itu adalah berupa ornamen stupa Candi Borobudur, Candi Prambanan, hingga Gunungan Wayang Jawa. Semuanya terbuat dari 100 persen kardus daur ulang.

Baca juga: Ternyata Baja Ringan Ramah Lingkungan, Terbuat dari Bahan Daur Ulang

Jadi perhatian

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Wilayah Asia Pasifik) Kemenparekraf Raden Wisnu Sindhutrisno mengatakan, inovasi pada booth Indonesia di dua pameran internasional tersebut menjadi daya tarik yang kuat.

“The whole area tidak ada yang menggunakan dekorasi berbahan fiber cardboard, sehingga ini menjadi pusat perhatian, baik dari panitia, peserta, maupun pengunjung pameran,” ujar Wisnu.

Tak hanya itu, booth Indonesia di OTM Mumbai berhasil mendapatkan penghargaan “Best Design and Decoration Award”.

Keunikan booth yang dihadirkan oleh Indonesia di OTM Mumbai maupun SATTE New Delhi juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan nilai penjualan paket-paket wisata di kedua pameran tersebut.

Alhamdulillah bisa melampaui target yang kita canangkan dari awal. Ke depannya Kemenparekraf akan memperkuat kerja sama dengan Dus Duk Duk,” kata Wisnu.

Founder & Chief Product Development Dus Duk Duk, Angger Diri Wiranata menceritakan lahirnya brand bernama “Dus Duk Duk”.

Inisiasi membuat brand tersebut berangkat dari pemikiran Angger beserta Arief Sustanto (Founder & Chief Executive Officer Dus Duk Duk) mengenai produk olahan kardus yang biasanya hanya dijadikan sebuah kemasan, lalu menjadi sampah setelah tidak lagi digunakan.

Baca juga:

Bahan ramah lingkungan

Menurut Angger, secara material kardus memiliki nilai berkelanjutan. Apabila diolah dengan pendekatan desain kreatif dan inovatif, kardus dapat menjadi kreasi unik dan solutif yang bernilai tinggi.

“Materialnya sendiri sudah sustainable, kenapa nggak secara produk juga bisa menjadi sirkular, muter terus. Bisa jadi dekorasi yang unik, bisa dibentuk apa saja, dan nilai plusnya lagi bobotnya ringan jadi memudahkan pengiriman lintas negara, sehingga jangkauannya luas,” jelas Angger.

Dekorasi dan instalasi yang dihasilkan Dus Duk Duk pun mendapat respons positif dari berbagai pihak pada dua pameran internasional tersebut. Sebab, material yang digunakan bukan bahan biasa.

Pada umumnya, bahan yang digunakan berupa triplek kayu atau styrofoam, di mana material styrofoam ketika mencemari lingkungan tidak dapat terdaur hingga 1 juta tahun.

“Melalui inisiasi ini, harapannya dapat mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kepedulian mengenai penggunaan material yang ramah lingkungan yang dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari,” pungkas Angger.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau