JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kencana Maju Bersama (PT KMB) selaku distributor baja ringan menggelar pelatihan pengolahan baja ringan di Komplek Perkantoran Rawa Kerbau Rawasari Selatan, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Dalam menggelar pelatihan ini, Kencana bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI).
Selain untuk kebutuhan konstruksi bangunan, baja ringan dapat digunakan untuk menciptakan berbagai kreasi, misalnya rak sampah seperti yang dipraktikkan dalam pelatihan tersebut.
Sebelum pelatihan dimulai, peserta menerima materi dari HAPI. Materi yang diberikan juga mengenai produk untuk membuat rak sampah, yaitu Hollow Baja Ringan Kencana.
Hollow Kencana terbuat dari Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) ber-SNI. Produk ini tahan karat, sambungan kuat, profil lebih kaku, ukuran ketebalan presisi, hingga spangle tampak jelas.
Usai pemberian materi, peserta pelatihan diberi pengarahan tentang bagaimana proses membuat rak sampah.
Baca juga: Soal Pelat Baja Jalan Layang MBZ, Basuki: Sudah Diuji dan Sertifikasi
Sementara baja ringan pada umumnya digunakan sebagai rangka atap rumah. Namun, material ini tentu mememiliki kelebihan dan kekurangan.
Hal itu setidaknya terjawab melalui unggahan akun Instagram Klinik Rumah Swadaya Kalimantan I yang dikelolah oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Kalimantan 1 Ditjen Perumahan Kementerian PUPR.
Kelebihan baja ringan adalah material ini berumur panjang dan tahan lama. Baja ringan juga ramah lingkungan karena dibuat menggunakan hingga 90 persen bahan daur ulang dan juga dapat didaur ulang 100 persen pada akhir masa pakainya.
Tidak hanya lebih kuat, dapat menahan angin kencang dan hujan, tetapi rangka atap baja ringan juga memungkinkan desain atap dengan bentang yang lebih lebar.
Dan yang paling menguntungkan adalah, harga baja ringan cenderung terjangkau karena diproduksi dengan suplai yang stabil.
Di sisi lain, baja ringan rentan terhadap korosi, terutama akibat dari paparan kelembapan dan lokasi di pinggir laut yang memperpendek umur logam.
Selain itu, kurangnya keterampilan dari pekerja dapat mengakibatkan rangka atap baja ringan tidak terpasang dengan baik. Oleh karena itu diperlukan keterampilan khusus dalam pemasangannya agar rangka atap hasilnya baik dan bertahan lama.
Kemudian, rangka baja tidak memiliki tingkat insulasi bawaan yang sama dengan rangka kayu, sehingga ini menjadi salah satu kekurangan baja ringan. Tetapi kekurangan ini bisa diperbaiki melalui penghalang dan insulasi radiasi yang memadai.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya