Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. (HC) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa
Pengamat Dunia Maritim

Pengamat Dunia Maritim

Aksesibilitas Pelabuhan bagi Kaum Disabilitas

Kompas.com - 21/03/2024, 11:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANYAK pelabuhan belum mengakomodasi kebutuhan kaum disabilitas dengan baik. Padahal jumlah kaum disabilitas mencapai sekitar 8,5 persen dari total populasi.

Data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2023) menunjukkan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa,.

Fakta ini menyoroti urgensi untuk memberikan perhatian serius. Tambahan lagi dalam era di mana inklusi dan kesetaraan sebagai nilai penting, maka ketidakramahan terhadap kaum disabilitas di pelabuhan penumpang dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Banyak pelabuhan masih kekurangan infrastruktur yang memadai untuk mengakomodasi mobilitas kaum disabilitas. Misalnya, tangga curam, jalur sempit, dan kurangnya lift semakin mempersulit mobilitas mereka di sekitar terminal.

Hal tersebut tidak hanya membatasi kemampuan mereka untuk bergerak bebas, tetapi juga mengurangi partisipasi mereka dalam perjalanan laut. Maka perlu tindakan mendesak untuk memperbaiki situasi ini.

Panduan aksesibilitas yang komprehensif

Banyak pelabuhan tidak menyediakan panduan aksesibilitas yang komprehensif atau informasi yang mudah diakses tentang fasilitas bagi kaum disabilitas.

Dalam konteks pelayanan pelabuhan penumpang, aspek informasi dan komunikasi adalah kunci dalam memastikan aksesibilitas dan pengalaman yang baik bagi kaum disabilitas.

Pelabuhan penumpang harus menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses tentang fasilitas, layanan, dan prosedur yang tersedia bagi kaum disabilitas.

Peta pelabuhan yang mencantumkan fasilitas ramah disabilitas, seperti lokasi lift, toilet yang ramah disabilitas, dan jalur akses yang mudah diidentifikasi, sangat membantu penumpang dengan kebutuhan khusus untuk merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik.

Pelabuhan penumpang perlu menyediakan pelayanan bagi penumpang dengan disabilitas. Ini bisa berupa personel terlatih untuk menyambut penumpang dengan ramah, serta memberikan bantuan sesuai kebutuhan mereka sejak kedatangan di pelabuhan seperti bantuan pengangkut bagasi.

Ini dapat membantu penumpang untuk merasa lebih mandiri dan nyaman selama perjalanan mereka.

Pelabuhan penumpang juga harus memastikan, terdapat pengaturan transportasi internal di dalam pelabuhan yang memadai bagi penumpang yang membutuhkan bantuan. Ini bisa berupa layanan shuttle atau kendaraan khusus yang dapat membantu penumpang dengan mobilitas terbatas guna berpindah dari satu area pelabuhan ke area lainnya.

Selain di darat, tidak kalah penting mempertimbangkan pengaturan fasilitas penyambutan di kapal untuk penumpang dengan disabilitas. Hal ini bisa mencakup akses ke kabin yang ramah disabilitas, fasilitas toilet yang sesuai, dan akses ke area publik kapal dengan mudah.

Dengan menyediakan layanan bantuan dan dukungan yang memadai, pelabuhan penumpang dapat memastikan bahwa semua penumpang, termasuk mereka dengan disabilitas, dapat melakukan perjalanan dengan nyaman dan tanpa hambatan.

Ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap hak setiap individu untuk merasakan pengalaman perjalanan yang menyenangkan dan terjamin, tanpa harus merasa terpinggirkan atau tidak didukung.

Tantangan lainnya adalah minimnya pelatihan staf pelabuhan dalam hal kebutuhan kaum disabilitas.

Staf pelabuhan mungkin tidak memiliki kesadaran yang cukup tentang kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh penumpang dengan disabilitas, yang dapat mengakibatkan kurangnya sensitivitas dalam memberikan bantuan atau dukungan yang diperlukan.

Akibatnya, pengalaman perjalanan bagi kaum disabilitas bisa menjadi tidak menyenangkan, bahkan diskriminatif.

Namun, semua harapan tidak hilang. Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah konkret perlu diambil oleh pelabuhan penumpang.

Pertama, investasi dalam infrastruktur aksesibilitas yang memadai harus diprioritaskan. Ini mencakup pembangunan jalur akses yang ramah kursi roda, instalasi lift, dan penyesuaian lainnya untuk memastikan mobilitas yang lebih mudah bagi kaum disabilitas.

Pandangan terhadap fasilitas pelayanan umum saat ini semakin mengakui pentingnya inklusi dan aksesibilitas bagi kaum disabilitas. Ini mencakup berbagai bidang, dari transportasi hingga fasilitas kesehatan, serta ruang publik seperti taman dan gedung umum.

Di berbagai negara, kesadaran akan pentingnya memperhitungkan kebutuhan kaum disabilitas dalam perencanaan dan desain infrastruktur semakin meningkat.

Banyak kota telah mulai mengadaptasi sistem transportasi mereka dengan memasang lift, menambahkan jalur ramah bagi kursi roda, dan menyediakan fasilitas yang memudahkan akses bagi mereka yang menggunakan alat bantu berjalan atau kursi roda.

Langkah-langkah ini membantu kaum disabilitas untuk menjadi lebih mandiri dalam aktivitas sehari-hari mereka dan merasa lebih terlibat dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Standar keselamatan dan kenyamanan

Perlu dipastikan pula bahwa jalur-jalur yang luas dan bebas hambatan disediakan di seluruh area pelabuhan. Ini memungkinkan penumpang dengan kursi roda, atau alat bantu, berjalan untuk bergerak dengan nyaman dan aman.

Jalur-jalur tersebut harus dirancang sehingga tidak terdapat rintangan seperti tangga atau ambang yang tinggi.

Selain itu, keberadaan lift atau ramatan yang memungkinkan akses ke berbagai tingkat di dalam pelabuhan sangatlah penting. Ini memastikan bahwa penumpang dengan mobilitas terbatas dapat dengan mudah mencapai area-area seperti lantai atas terminal atau geladak kapal.

Lift-lift tersebut harus dirancang untuk memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan, serta mudah diakses dan dioperasikan oleh semua penumpang.

Fasilitas toilet yang ramah disabilitas juga merupakan bagian penting dari aksesibilitas fisik di pelabuhan penumpang.

Toilet-toilet ini harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan penumpang dengan disabilitas, termasuk ruang yang luas, pegangan kokoh, dan fasilitas pendukung lainnya seperti kursi shower.

Memperhatikan aksesibilitas fisik dalam desain dan pengelolaan pelabuhan penumpang, adalah langkah kritis dalam menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas dan inklusif bagi semua penumpang.

Langkah-langkah ini tidak hanya memenuhi kewajiban hukum yang mewajibkan aksesibilitas bagi kaum disabilitas, tetapi juga menegaskan komitmen moral untuk menjadikan setiap lingkungan publik terbuka bagi semua individu.

Dengan menciptakan lingkungan yang ramah disabilitas, pelabuhan penumpang memberikan kesempatan bagi semua penumpang untuk merasakan pengalaman perjalanan yang menyenangkan dan aman.

Ini bukan hanya tentang memberikan akses fisik, tetapi juga tentang membangun lingkungan yang inklusif secara sosial dan budaya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Pemerintah
Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Swasta
Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Pemerintah
RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

Pemerintah
Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Pemerintah
Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Pemerintah
Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

LSM/Figur
Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah
Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah
Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

LSM/Figur
Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

LSM/Figur
Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Pemerintah
Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah
Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Pemerintah
Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau