KOMPAS.com - Kelompok Tani Hutan (KTH) Bakau Lestari mengangkut 4.000 bibit bakau menuju hutan kawasan Hutan Mangrove Pangkal Babu, Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Penanaman KTH Bakau Lestari ini guna memperkaya tanaman di hutan mangrove, dalam program baby tree yang dikembangkan oleh organisasi non-profit Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI.
Inisiatif pemulihan mangrove sudah dilakukan sejak hampir tiga dekade lalu, hingga kini kawasan itu menjadi ekowisata di Tanjung Jabung Barat.
Sebagai reward dalam penjagaan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat, KKI WARSI memberikan insentif masyarakat untuk melakukan pengayaan tanaman mangrove dengan nilai Rp 45.000 per pohon.
Baca juga: Jaga Ekosistem Laut, PIS Ajak Pelajar Tanam 1.500 Bakau di Pulau Terdepan
“KKI Warsi bersama mitra jejak.in mengadakan program baby tree, yaitu program menanam pohon bakau, dan untuk memastikan pohon yang ditanam ini tumbuh, masyarakat akan merawatnya. Upaya masyarakat menanam dan merawatnya ini yang kita beri reward,” kata Koordinator Program KKI Warsi, Ade Candra, dalam pernyataannya, Jumat (5/7/2024).
Untuk diketahui, selama ini masyarakat Desa Tungkal Satu berjuang memulihkan kawasan hutan mangrove di desa tersebut.
Kehadiran tambak udang di masa lalu seiring dengan kehilangan mangrove, berdampak pada kehidupan masyarakat yang umumnya bermata pencarian sebagai nelayan.
Ade menjelaskan skema pemberian reward dilakukan secara bertahap. Pada saat penanaman, masyarakat mendapatkan dana sebanyak 10 persen untuk pembibitan.
Lalu, 20 persen setelah penanaman selesai, 20 persen setelah enam bulan pasca penanaman, 25 persen setelah 18 bulan pasca penanaman, dan 25 persen pembayaran terakhir dilakukan setelah 36 bulan pasca penanaman.
“Tanaman mangrove ini, biasanya pada umur 3 tahun, perakarannya sudah baik, sehingga kemungkinannya tidak tumbuh atau hilang bibit sudah bisa kita eliminir,” terang Ade.
Untuk memastikan bibit yang ditanam tumbuh dan tidak hanyut terbawa arus, sebelum menanam bibit terlebih dahulu ditanam ajir, penanda sekaligus tempat tempelan bibit.
Untuk memastikan bibit tumbuh dan berkembang dengan baik, bibit ini diberi barcode yang dapat diawasi dengan aplikasi khusus. Barcode ini memuat informasi tentang jenis bibit, koordinat keberadaan bibit, dan informasi pertumbuhan bibit.
“Secara berkala akan dilakukan monitoring dan diverifikasi dengan pembaharuan informasi di aplikasi. Monitoring juga menjadi acuan dalam pencairan dana,” ujar Ade.
Total bibit yang akan ditanam sebanyak 14.2905 bibit ini melibatkan empat kelompok tani. Di antaranya KTH Bakau Lestari, Makmur Jaya, Kelompok Pemuda Pesisir, dan Kelompok Bahagia Bersamamu.
Baca juga: 1.500 Mangrove Ditanam di Instalasi Tambak Silvofishery Maros
KTH Bakau Lestari menjadi kelompok yang pertama menanam dan akan disusul oleh tiga kelompok tani lainnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya