Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jusuf Irianto
Dosen

Guru Besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga, Surabaya

Peluang Kerja di Balik Bioekonomi

Kompas.com - 21/01/2025, 13:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA yang baru dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas) memasukkan sektor bioekonomi sebagai salah satu agenda transformasi ekonomi nasional di periode dua puluh tahun mendatang.

Menurut Bappenas, bioekonomi sebagai model pemanfaatan sumber daya dan proses hayati secara berkelanjutan.

Tujuannya adalah menghasilkan barang dan jasa bernilai tinggi bagi pelestarian lingkungan alam untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Selain itu, bioekonomi juga bertujuan mencapai pembangunan inklusif sejalan dengan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Dengan bioekonomi, pemerintah berharap peluang pekerjaan terbuka lebih luas mengatasi masalah pengangguran.

BPS merilis data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 4,91 persen, alias turun 0,41 persen dibanding Agustus 2023.

Adapun Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja cenderung stagnan dipicu mekanisasi, digitalisasi, dan otomasi di hampir semua jenis pekerjaan.

Pemerintah perlu membuka lapangan kerja baru. Bioekonomi dapat diandalkan karena di baliknya ada sejumlah peluang pekerjaan baru (green jobs).

Pelbagai bentuk pekerjaan tersedia mendukung ikhtiar reduksi emisi karbon serta tata kelola sumber daya alam berkelanjutan.

Green jobs dapat ditemukan dalam sektor energi baru dan terbarukan (EBT), konservasi hutan, pengelolaan limbah, pariwisata, manufaktur, serta pertanian.

Pekerjaan hijau ini tak hanya mengurangi dampak buruk perubahan iklim, tapi juga mendukung diversifikasi dan ketahanan ekonomi.

Potensi green jobs di Indonesia sangat besar. Berdasarkan dokumen Green Economy Index yang dipublikasikan oleh Bappenas (2021), bioekonomi membuka 1,8 juta lapangan kerja baru di 2030. Sementara di ASEAN diperkirakan mencapai 30 juta pekerjaan baru di tahun yang sama.

Studi oleh Institute Essential for Services Reform (IESR) menyimpulkan lapangan kerja baru mampu mengurangi pengangguran.

Terbukanya lapangan kerja baru akibat transisi bioekonomi lebih besar dibandingkan lapangan kerja sektor lain yang cenderung turun tergerus era digital.

Hasil kajian IESR juga mencatat empat fokus bioekonomi berbasis teknologi yang mampu menyerap tenaga kerja.

Keempat teknologi ini untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air, Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, dan Bioenergi. Kesemuanya merupakan subtitusi energi berbasis fosil dan membutuh banyak tenaga kerja.

Problem SDM

Meski tersedia green jobs melimpah, tapi realitas menunjukkan angka tenaga kerja hijau di Indonesia berada di level rendah. Jumlahnya hanya mencapai 3,66 juta orang atau sekitar 2,6 persen total tenaga kerja di 2023.

Padahal dengan penerapan bioekonomi diperkirakan mampu menyerap hingga 36 juta orang.

Rendahnya angka serapan tenaga kerja tersebut mencerminkan ketidakmampuan pasar tenaga kerja nasional menangkap peluang munculnya green jobs.

Terdapat pelbagai faktor yang menjadi penyebabnya. Di antara faktor-faktor tersebut adalah lack of competency. Pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas SDM belum memenuhi standar yang ditetapkan.

Pemerintah perlu menyusun skema pengembangan SDM bertujuan meningkatkan kemampuan SDM dapat menangkap peluang dalam bioekonomi. Transisi perekonomian lebih ramah lingkungan dapat terwujud lebih mudah jika didukung kemampuan SDM berkualitas.

Tenaga kerja nasional dapat lebih aktif terlibat dalam setiap aktivitas bioekonomi. Optimalisasi green jobs dapat dicapai dengan kebijakan pemerintah yang mampu mengintegrasikan semua pihak yang terkait langsung dalam perekonomian.

Bappenas merekomendasikan pelbagai langkah strategis mengatasi kapasitas SDM, baik jangka pendek maupun panjang.

Dalam jangka pendek, pemerintah mendorong penyusunan kerangka regulasi dan road map pengembangan SDM untuk green jobs sebagai prioritas.

Berdasarkan road map tersebut, dalam jangka panjang pemerintah memastikan transisi ekonomi yang membuka peluang pekerjaan baru dan mampu menyerap tenaga kerja dalam dalam jumlah besar.

Green jobs diproyeksikan terus berkembang seiring penerapan bioekonomi secara masif di dunia termasuk di Indonesia. Pekerjaan hijau merupakan konsekuensi logis dari transformasi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.

United Nations Environmental Program (UNEP) berkeyakinan green jobs kian meluas sebagai sektor pekerjaan baru terkait praktik dan industri ramah lingkungan.

Di balik bioekonomi ada efisiensi utilisasi sumber daya alam, kegiatan ekonomi rendah karbon, dan fokus pada keberlanjutan.

Asa terhadap pemerintah agar lebih mampu memanfaatkan momentum penerapan bioekonomi dengan meningkatkan mutu SDM dan berkapasitas tinggi. Dengan menyiapkan SDM secara matang, pekerja siap menjawab tantangan bioekonomi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KPA: 3.406 Desa Sentra Pangan Diklaim Kawasan Hutan, Petani Terhimpit
KPA: 3.406 Desa Sentra Pangan Diklaim Kawasan Hutan, Petani Terhimpit
LSM/Figur
Di New York, RI Teken Deklarasi Perlindungan Personel Kemanusiaan
Di New York, RI Teken Deklarasi Perlindungan Personel Kemanusiaan
Pemerintah
Perlindungan Bagi Pelindung Hutan
Perlindungan Bagi Pelindung Hutan
LSM/Figur
25.000 Petani Akan Berunjuk Rasa, Tuntut Reformasi Agraria
25.000 Petani Akan Berunjuk Rasa, Tuntut Reformasi Agraria
LSM/Figur
RDF Rorotan Bakal Beroperasi Lagi, DLH DKI Pastikan Tak Ada Bau ke Permukiman
RDF Rorotan Bakal Beroperasi Lagi, DLH DKI Pastikan Tak Ada Bau ke Permukiman
Pemerintah
Konsistennya Warga Badui Jaga Kawasan Hutan dan sumber mata air
Konsistennya Warga Badui Jaga Kawasan Hutan dan sumber mata air
LSM/Figur
Maskapai Global Berkolaborasi untuk Kembangkan Avtur Berkelanjutan
Maskapai Global Berkolaborasi untuk Kembangkan Avtur Berkelanjutan
Swasta
Cuaca Ekstrem Meningkat, Australia Komitmen Pangkas Emisi Karbon 62 Persen
Cuaca Ekstrem Meningkat, Australia Komitmen Pangkas Emisi Karbon 62 Persen
Pemerintah
Krisan Valerie Sangari Bangun Platform untuk Donasi Tepat Sasaran ke Panti Asuhan
Krisan Valerie Sangari Bangun Platform untuk Donasi Tepat Sasaran ke Panti Asuhan
Pemerintah
Badan PBB Ingatkan Perubahan Iklim Bakal Terus Picu Banjir dan Badai
Badan PBB Ingatkan Perubahan Iklim Bakal Terus Picu Banjir dan Badai
Pemerintah
Kemdiktisaintek-ESDM Dorong Kemandirian Energi RI lewat PLTS 100 GW
Kemdiktisaintek-ESDM Dorong Kemandirian Energi RI lewat PLTS 100 GW
Pemerintah
MIND ID Dorong Ekonomi Sirkular, dari Kelola Sampah hingga Kembangkan Peternakan
MIND ID Dorong Ekonomi Sirkular, dari Kelola Sampah hingga Kembangkan Peternakan
BUMN
Simpan Satwa Dilindungi Secara Ilegal, Pria di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Simpan Satwa Dilindungi Secara Ilegal, Pria di Karawang Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Pemerintah
BRIN: 10 Tahun Terakhir Luas Ekosistem Mangrove di Semarang Kian Turun
BRIN: 10 Tahun Terakhir Luas Ekosistem Mangrove di Semarang Kian Turun
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau