JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memproyeksikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) bisa mulai beroperasi sekitar tahun 2030 mendatang.
"Untuk PLTN itu kita mulai on itu 2030 atau 2032. Jadi mau tidak mau kita harus melakukan persiapan semua regulasi yang terkait dengan PLTN," ujar Bahlil dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).
Dia menyebutkan bahwa PLTN merupakan energi baru terbarukan (EBT) yang murah dan menguatkan sistem kelistrikan nasional. Selain itu, penggunaan nuklir bakal mengurangi pemanfaatan energi listrik berbahan bakar fosil.
"Pemanfaatan nuklir sebagai sumber pembangkit listrik harus diimbangi dengan sosialisasi kepada masyarakat secara masif. Sehingga masyarakat memahami pemanfaatan nuklir," kata Bahlil.
Baca juga: Kaji Tsunami, BRIN-BMKG Uji Kelayakan Lokasi PLTN Pantai Gosong Kalimantan
Dalam rapat bersama Dewan Energi Nasional, dia menyampaikan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dalam proses finalisasi untuk dilaporkan kepada presiden. RUPTL itu salah satunya membahas soal PLTN.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menuturkan ada 28 lokasi potensial pembangunan PLTN.
Beberapa lokasi yang dipertimbangkan antara lain Semenanjung Muria (Jawa Tengah), Banten, Batam, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca juga: 3 Negara Disebut Ajukan Proposal Pengembangan PLTN di RI, Ini Daftarnya
Namun, Eniya menyatakan perlu ada analisis tambahan untuk memastikan kapasitas listrik yang sesuai di tiap daerah.
Penyesuaian ini juga akan menentukan jenis PLTN yang akan digunakan, apakah berbasis small modular reactor (SMR) atau land-based dengan kapasitas lebih besar.
"Apakah kita nanti akan menggunakan SMR ataupun land-based yang lebih besar, ya 1.000 megawatt (MW) dan seterusnya. Kita akan melihat nanti sesuai kebutuhan lokasi, lalu jenis teknologinya yang akan dipakai seperti apa," jelas Eniya, Selasa (18/2/2025).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya