Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Kompas.com, 18 April 2025, 14:12 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com -Apple mengumumkan pencapaian penting dalam upaya keberlanjutan mereka. Perusahaan teknologi ini berhasil mengurangi emisi gas rumah kacanya (GRK) sebesar 60 persen sejak tahun 2015.

Pencapaian ini sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan untuk mencapai netralitas karbon pada 2030.

Raksasa teknologi tersebut mengumumkan pencapaian mereka dalam Laporan Kemajuan Lingkungan terbaru yang merinci rencana mereka yang lebih luas untuk mencapai pengurangan 75 persen di seluruh rantai nilai dan produk mereka pada 2030 dan mengembangkan solusi untuk menghilangkan 25 persen emisi tersisa untuk mencapai netralitas karbon.

Baca juga: Laporan Keberlanjutan Kodak, Emisi Gas Rumah Kaca Berkurang 56 Persen

Laporan Apple menunjukkan bahwa pada tahun 2024, melalui berbagai program lingkungan yang mereka implementasikan, perusahaan berhasil mencegah pelepasan sekitar 41 juta metrik ton emisi gas rumah kaca dari seluruh aktivitas dan rantai nilainya.

Sementara itu, pendapatan perusahaan meningkat lebih dari 65 persen sejak tahun 2015. Ini membuktikan bahwa perusahaan telah berhasil memutus korelasi tradisional antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan emisi gas rumah kaca.

"Kami sangat bangga dengan kemajuan yang kami buat menuju Apple 2030, yang menyentuh setiap bagian dari bisnis kami," ungkap Wakil presiden bidang lingkungan, kebijakan, dan inisiatif sosial Apple, Lisa Jackson.

Apple mengukur jejak karbonnya di tiga cakupan yakni Scope 1 (emisi langsung), Scope 2 (emisi tidak langsung terkait energi), dan Scope 3 (emisi dari operasi bisnis dan manufaktur produk, penggunaan, transportasi, dan proses akhir masa pakai).

Kemajuan Pengurangan Emisi

Hampir 89 persen listrik terbarukan yang digunakan oleh fasilitas Apple  bersumber dari proyek-proyek energi terbarukan perusahaan seperti kontrak energi terbarukan jangka panjang, investasi ekuitas, dan kepemilikan langsung.

Sisanya dibeli langsung dari program energi hijau yang tersedia dari perusahaan listrik (4 persen) atau melalui sertifikat energi terbarukan (RECs).

Sementara 3 persen terakhir dipasok melalui vendor fasilitas kolokasi dan distribusi.

Perusahaan ini kini tengah berupaya untuk mencapai 100 persen listrik terbarukan untuk rantai pasokan manufaktur dan penggunaan produk Apple.

Laporan juga menyoroti kemajuan perusahaan dalam mengurangi emisi dari proses industrinya, termasuk manufaktur semikonduktor dan layar panel datar, keduanya memancarkan gas rumah kaca terfluorinasi (F-GHG) yang sangat kuat.

Baca juga: 4 Perubahan Perilaku yang Paling Efektif untuk Menurunkan Emisi Karbon

Lalu pada 2024, Apple berhasil menggunakan material daur ulang atau material yang berasal dari sumber terbarukan untuk hampir seperempat dari total material yang terkandung dalam produk-produk yang mereka jual.

Selain itu, Apple bekerja sama dengan para pemasoknya untuk mengembangkan solusi guna mengurangi limbah yang mereka kirim ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Solusi-solusi tersebut mencakup penggunaan lapisan pelindung yang dapat didaur ulang dan baki yang dapat digunakan kembali dalam proses manufaktur.

Pada tahun 2024, para pemasok yang berpartisipasi dalam program Nol Sampah Apple berhasil mengalihkan sekitar 600.000 metrik ton limbah dari tempat pembuangan akhir (TPA), sehingga totalnya menjadi 3,6 juta metrik ton sejak program ini dimulai pada tahun 2015.

Pada tahun 2030, Apple juga berkomitmen untuk mengembalikan jumlah air yang setara dengan setiap liter air tawar yang mereka gunakan untuk kepentingan perusahaan.

Air ini akan mereka kembalikan ke sumber air lokal terutama di wilayah yang mengalami masalah ketersediaan air melalui berbagai inisiatif seperti proyek konservasi air, restorasi ekosistem, atau peningkatan efisiensi penggunaan air.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau