Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gapki Minta Beban Ekspor Dikurangi akibat Perang Dagang

Kompas.com - 19/04/2025, 18:55 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Mukti Sardjono, menilai bahwa industri sawit sangat terdampak perang dagang Presiden AS, Donald Trump. Diketahui, Trump mengenakan tarif impor 32 persen untuk Indonesia.  

"Memang kalau dengan penerapan 32 persen, itu akan berpengaruh. Kalau kita mau meningkatkan atau mempertahankan ekspor, berarti beban ekspor kita harus dikurangi," ujar Mukti di Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025). 

Pelaku industri di Indonesia terbebani oleh tiga pungutan ekspor yakni domestic market obligation (DMO), pengendalian ekspor (PE), dan beban kurang (BK). Beban ekspor totalnya mencapai 221 dollar AS per metrik ton, lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang hanya 140 dollar AS per ton.

"Jadi kalau ini bisa, beban itu bisa dikurangi, apakah BK-nya dikurangi. Mungkin itu menjadi alat kita bisa lebih efisien atau punya daya saingnya lebih baik," tutur Mukti. 

Baca juga: Tarif Resiprokal Trump Bisa Turunkan Pertumbuhan Konsumsi Minyak Dunia

Di Asia, Indonesia dan Malaysia menjadi pengespor sawit tertinggi. Mukti menyebutkan, ekspor sawit ke AS mencapai sekitar 2,5 juta ton dalam lima tahun terakhir.

Nilai ekspor tersebut diperkirakan mencapai 2,9 miliar dollar AS dengan pangsa pasar Indonesia di AS mencapai 89 persen. 

"Karena memang mereka butuh sawit. Sawit itu mereka gunakan untuk berbagai keperluan, termasuk terutama hal-hal untuk kepentingan industri makanan," ucap dia. 

Mukti tak memungkiri, saat ini pengusaha juga mulai melirik Afrika untuk mengespor produk sawit mereka. Selain itu, negara Tinur Tengah juga berpotensi membeli minyak sawit dalam negeri. 

Baca juga: Ahli Wanti-wanti Perang Dagang Trump Bisa Ancam Pembangunan Berkelanjutan

"(Saat ini) kami nunggulah (keputusan pemerintah). Tetapi sepertinya akan ada pengurangan beban ekspor. Mudah-mudahan itu benar terjadi," ucap Mukti. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, RI mengekspor CPO atau crude palm oil dan produk turunannya ke AS sebanyak 736.500 ton di 2015. 

Pada 2024, volume ekspor melonjak menjadi 1,39 juta ton. Volume ekspor tertinggi terjadi pada 2023, yakni mencapai 1,98 juta ton.

Lalu pada 2024, AS menempati peringkat ke-4 sebagai negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia. AS berada di bawah India, Pakistan, dan China. 

Baca juga: Serikat Petani Sawit: Kebijakan Tarif Trump Bakal Gerus Ekspor ke AS

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Bersama dan Digitalisasi Distribusi Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Bersama dan Digitalisasi Distribusi Pupuk Subsidi

BUMN
Penguatan PAUD Jadi Fondasi Wujudkan SDM Unggul Berdaya Saing

Penguatan PAUD Jadi Fondasi Wujudkan SDM Unggul Berdaya Saing

Pemerintah
Perubahan Iklim Ubah Laguna Pesisir Jadi Lebih Asin, Restorasi Jadi Solusi

Perubahan Iklim Ubah Laguna Pesisir Jadi Lebih Asin, Restorasi Jadi Solusi

Pemerintah
Pemerintah Perlu Skema Pendanaan Baru untuk Pengelolaan Sampah

Pemerintah Perlu Skema Pendanaan Baru untuk Pengelolaan Sampah

LSM/Figur
IEA Prediksi Penjualan EV Global Capai Lebih dari 25 Persen pada 2025

IEA Prediksi Penjualan EV Global Capai Lebih dari 25 Persen pada 2025

Pemerintah
IPB Rilis Inovasi Berbasis AI untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

IPB Rilis Inovasi Berbasis AI untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

Pemerintah
Dorong Hilirisasi, MIND ID Perbaiki Tata Kelola Timah untuk Perekonomian

Dorong Hilirisasi, MIND ID Perbaiki Tata Kelola Timah untuk Perekonomian

BUMN
WRI Gandeng Petani Gayo Produksi Kopi Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim

WRI Gandeng Petani Gayo Produksi Kopi Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim

LSM/Figur
Kolaborasi Antar-Organisasi Dibentuk untuk Efektifkan Konservasi Laut

Kolaborasi Antar-Organisasi Dibentuk untuk Efektifkan Konservasi Laut

Pemerintah
Anak Muda Butuh Ruang Hijau, Mampukah Kota Masa Depan Menjawabnya?

Anak Muda Butuh Ruang Hijau, Mampukah Kota Masa Depan Menjawabnya?

LSM/Figur
Konservasi Laut Jadi Strategi KKP Hadapi Ancaman Krisis Pangan

Konservasi Laut Jadi Strategi KKP Hadapi Ancaman Krisis Pangan

Pemerintah
Maybank Dukung Pembangunan Pabrik Mobil EV VinFast lewat Pembiayaan Berkelanjutan

Maybank Dukung Pembangunan Pabrik Mobil EV VinFast lewat Pembiayaan Berkelanjutan

Swasta
Trump Potong Anggaran, 350 Taman Nasional Terancam Tutup

Trump Potong Anggaran, 350 Taman Nasional Terancam Tutup

Pemerintah
Lestari Forum, Bahas Ekosistem Investasi hingga “Sustainability Reporting”

Lestari Forum, Bahas Ekosistem Investasi hingga “Sustainability Reporting”

Swasta
Curhat Petani Gayo, Produksi Kopi Turun akibat Perubahan Iklim

Curhat Petani Gayo, Produksi Kopi Turun akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau