JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, sempat bertemu dengan dengan Raja Charles III di Puri Lancaster, London untuk membahas perlindungan lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati.
Pertemuan itu merupakan bagian dari kunjungan kerja Hanif ke Inggris dalam rangka London Climate Week 2025.
Hanif menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen melindungi biodiversitas melalui Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025–2045.
Dokumen ini merupakan peta jalan pengelolaan keanekaragaman hayati nasional yang sejalan dengan mandat Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KMGBF) hasil COP CBD ke-15.
Baca juga: 3 Tujuan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dalam IBSAP 2025-2045
“IBSAP 2025–2045 bukan hanya dokumen strategis konservasi, tetapi juga membuka peluang skema pembiayaan inovatif berbasis investasi dan mekanisme access and benefit sharing dengan sektor swasta,” kata Hanif dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).
Hanif menyatakan bahwa pemerintah Indonesia siap merealisasikan kerja sama dengan negara lain. Salah satunya, memperkuat pusat konservasi gajah sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung yang merupakan simbol penting pelestarian spesies endemik Indonesia.
Kunjungan ini mencakup peninjauan lapangan ke proyek restorasi ekosistem di South Downs National Park, Sussex. Proyek ini menjadi referensi penting bagi penerapan pendekatan Biodiversity Net Gain yang relevan untuk kebijakan lingkungan dalam negeri.
"Kehadiran Indonesia dalam forum internasional ini mempertegas komitmen KLH dalam mendorong diplomasi hijau sebagai pilar penting pembangunan berkelanjutan," ucap Hanif.
"Dengan kolaborasi global yang semakin erat, Indonesia terus mengambil peran utama dalam mengawal masa depan lingkungan hidup dunia," imbuh dia.
Baca juga: Inggris-RI Perkuat Kerja Sama Atasi Krisis Iklim hingga Biodiversitas
Selain menghadiri forum global, Hanif juga melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Kerajaan Inggris antara lain Menteri Lingkungan, Pertanian dan Perdesaan (DEFRA), Menteri Iklim, serta Menteri Luar Negeri dan Perencanaan Pembangunan (FCDO).
Kedua negara membahas soal penguatan kerja sama dalam pengendalian perubahan iklim, pengurangan sampah plastik, serta pengembangan mekanisme pendanaan karbon.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya