Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Pusat Data: PBB Pilih Terbarukan, Trump Gas Fosil, Indonesia?

Kompas.com, 23 Juli 2025, 18:03 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyerukan pada Selasa (23/7/2025) agar perusahaan teknologi membangun pusat data sepenuhnya memakai energi terbarukan pada 2030. 

"Masa depan dibangun di awan (cloud)," kata Guterres dalam pidatonya di markas besar PBB di New York, seperti dikutip Reuters. "Masa depan itu harus digerakkan oleh matahari, angin, dan janji akan dunia yang lebih baik."

Guterres juga menyerukan kepada pemerintah-pemerintah dunia agar menyiapkan rencana iklim nasional baru untuk mewujudkan target Perjanjian Paris pada bulan September nanti.

Seruan itu jadi sebuah ironi ketika disampaikan sehari sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan AI Action Plan yang salah satunya berisi pelonggaran pembatasan lahan dan energi untuk pengembangan kecerdasan buatan.

Baca juga: AI Bantu Kurangi Miliaran Ton Karbon dari Sektor Pangan, Energi, dan Mobilitas

Trump telah menyatakan status darurat energi nasional untuk menangani kebutuhan energi besar dari pusat data guna menjalankan AI. Demi bersaing dengan China, dia membuka jalan bagi pelonggaran regulasi lingkungan agar lebih banyak pembangkit listrik berbahan bakar gas, batu bara, dan nuklir.

Pada saat yang sama, Trump juga menandatangani One Big Beautiful Bill Act yang membatasi insentif bagi energi angin dan surya, dua sumber energi yang mendominasi antrean pembangunan pembangkit baru.

Mana yang harus Indonesia ikuti? Guterres atau Trummp? Lembaga think tank energi Ember pada 21 Mei 2025 lalu merilis riset bahwa Indonesia dan Asia Tenggara secara umum bisa mendayani pusat data dengan energi terbarukam.

Laporan lembaga tersebut mengungkap bahwa meskipun permintaan energi untuk kebutuhan digital meningkat pesat, pada 2030, sejumlah 30 persennya bisa dicukupi dengan angin dan matahari tanpa instrumen penyimpanan baterai.

Analis energi Ember, Shabrina Nadhila, mengatakan, "Memprioritaskan matahari dan angin, efisiensi energi, dukungan kebijakan, serta kerangka nasional untuk pusat data dan kolaborasi, akan membantu pusat data mendorong pertumbuhan digital berkelanjutan.”

Baca juga: Investasi Energi Fusi Global Alami Lonjakan Drastis Sejak 2022

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Pemerintah
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau