Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Meningkat di Jepang Picu Kelangkaan Pasokan Matcha

Kompas.com, 23 Juli 2025, 15:27 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Permintaan matcha yang terus naik di seluruh dunia kini memunculkan masalah keberlanjutan bagi para petani matcha di Jepang.

Matcha yang dulu hanya produk terbatas, kini sangat populer di seluruh dunia, muncul di berbagai minuman dan makanan penutup.

Namun, seiring meningkatnya permintaan, kenaikan suhu global menciptakan masalah baru: untuk pertama kalinya, pasokan matcha menjadi berkurang.

Melansir Sustainability Magazine, Selasa (22/7/2025) minat global pada matcha yang makin tinggi telah menekan pasokan, mengakibatkan kenaikan harga drastis. Contohnya, harga tencha (bahan baku matcha) di lelang Kyoto naik 170 persen dari tahun lalu, mencapai 8.235 yen per kg.

Kenaikan ini melampaui harga tertinggi sebelumnya yang tercatat pada tahun 2016.

Baca juga: Setiap Kenaikan Suhu 1 Derajat, Produktivitas Pertanian Turun 10 Persen

Data dari Asosiasi Produksi Teh Jepang juga menunjukkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 5.336 ton tencha diproduksi, mencerminkan lompatan signifikan dari satu dekade lalu.

Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang juga melaporkan bahwa ekspor teh hijau Jepang secara keseluruhan, termasuk matcha, mengalami peningkatan besar, dengan kenaikan volume 16 persen dan peningkatan nilai 25 persen, mencapai 36,4 miliar yen.

Pemerintah Prefektur Kyoto misalnya, mengaku kesulitan mengukur seberapa besar kekurangan pasokan matcha karena mereka menolak pesanan yang sangat besar dari negara-negara dengan permintaan teh yang tinggi, seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Dubai.

Popularitas matcha secara global didorong oleh kandungan kafein dan antioksidannya. Namun, permintaan yang melonjak ini melebihi target ekspor Jepang untuk tahun 2030, yaitu 15.000 ton.

Namun, selain tingginya permintaan konsumen, tantangan terkait iklim telah berdampak parah pada produksi matcha, yang semakin memperburuk masalah pasokan.

Suhu yang sangat panas di Jepang musim panas lalu semakin memperburuk kelangkaan pasokan matcha.

Wilayah Kyoto yang menyumbang sekitar 25 persen produksi tencha nasional mengalami gelombang panas ekstrem yang merusak hasil panen antara April dan Mei.

Seorang petani lokal, Masahiro Yoshida, melaporkan bahwa panas musim panas lalu merusak tanaman tehnya, menyebabkan penurunan panen sebesar 25 persen, dari 2 ton menjadi hanya 1,5 ton.

Meskipun ada upaya penanaman kebun teh baru untuk memenuhi permintaan matcha yang tinggi, tanaman teh butuh sekitar lima tahun untuk siap panen.

Ini berarti kelangkaan dan tekanan pasokan matcha kemungkinan akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Baca juga: Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau