JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Riau menangkap 29 orang yang diduga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mencatat bahwa kebakaran menyebabkan rusaknya 213 hektare lahan.
Sementara pada periode Januari-Juli 2025, total ada 44 tersangka dengan luas lahan yang telah terbakar mencapai 269 hektare.
“Saya menegaskan bahwa pembakaran lahan dalam bentuk apa pun adalah pelanggaran hukum berat yang akan ditindak tanpa kompromi. Setiap pelaku, baik individu maupun korporasi, akan dikenai sanksi pidana dan administratif," ungkap Hanif dalam keterangannya, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Api Membakar Sumatera, Fakta-fakta Terbaru Karhutla 2025
Petugas menyita barang bukti berupa cangkul, parang, korek api, kayu bekas terbakar, hingga jeriken dari tangan para tersangka. Hanif menyatakan, kasus ini banyak terjadi di lahan gambut, kawasan hutan produksi terbatas, serta sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.
Titik panas di Riau juga meningkat, dengan total 790 hotspot. Hanif mencatat, sebaran titik api terkonsentrasi dan saling berdekatan yang menunjukkan adanya pola pembakaran berulang dan terorganisasi. Akibatnya mengancam kesehatan dan kualitas udara lintas wilayah.
“Kondisi ini tidak dapat dianggap sebagai kejadian biasa. Lonjakan titik api dan luasan kebakaran yang masif hanya dalam waktu singkat mengindikasikan adanya kelemahan dalam sistem pengawasan lapangan dan masih rendahnya kepatuhan terhadap larangan pembakaran lahan,” jelas Hanif.
KLH turut memberikan sanksi administratif terhadap perusahaan pemegang izin konsesi yang lalai dalam pencegahan karhutla. Semua perusahaan diwajibkan membangun sekat kanal di areal gambut, menyediakan sarana pemadaman dini, serta aktif berpatroli bersama masyarakat.
Selain itu, KLH bekerja sama dengan BMKG untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah rawan karhutla. Tujuannya, mempercepat pembentukan hujan buatan yang diharapkan dapat membantu menurunkan potensi kebakaran.
Baca juga: BRIN Klaim Pemanfaatan Satelit Turunkan 30,8 Persen Luas Area Karhutla
BNPB telah mengerahkan satu unit helikopter water bombing dan akan menambah tiga unit tambahan. Perusahaan swasta juga berpartisipasi dengan mengirimkan satu helikopter ke wilayah Bangko Sempurna, Rokan Hilir sebagai salah satu episentrum titik api terbanyak.
“Kami terus bekerja untuk memastikan udara bersih, hutan lestari, dan masyarakat yang sehat. Tapi perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi antarsektor adalah kunci," ucap dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya