JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat ada 11 spesies flora dan delapan fauna baru yang ditemukan pada Januari-Agustus 2025.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, menuturkan penemuan spesies baru terjadi atas kerja sama dengan perguruan tinggi serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kemenhut bekerja sama dengan BRIN, universitas untuk eksplorasi, ekspedisi, identifikasi jenis-jenis baru dari Sabang sampai Merauke," ungkap Satyawan saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Adapun spesies tanaman baru antara lain Begonia bukitrayaens, Begonia kalimantana dan Bulbophyllum bukitbakariense yang ditemukan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan.
Baca juga: Dampak Krisis Iklim, 500 Spesies Burung Diperkirakan Punah dalam Satu Abad
Kemudian Bulbophyllum abuniorum, Bullbophyllum sandfordiorum, Dendrobium wanmae, Dendrobium eruciforme dan Mediocalcar gemma-coronae di Papua Barat Daya.
Spesies Morchella rinjaniensis ditemukan di Taman Nasional Rinjani, Homalomena chikmawatiae di Riau, dan Chiloschista tjiasmantoi di Aceh.
Kemenhut memerinci, penemuan spesies cecak jari bengkok pecel madiun (Cyrtodactylus pecelmadiun) di Jawa Timur, dua jenis katak bertaring yakni Limnonectes maanyanorum dan Limnonectes nusantara di Kalimantan Tengah, serta katak pohon Rhacophorus boeadii di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Spesies baru keong darat Diancta batubacan ditemukan di Maluku Utara, kumbang kura-kura Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
Penemuan ikan gua buta (Barbodes klapanunggalensis) di Jawa Barat.
Baca juga: Spesies Baru Begonia Ditemukan di Kalimantan, Berduri seperti Cakar Kucing
Sementara itu, Menhut, Raja Juli Antoni, menyebutkan bahwa Indonesia dikenal sebagai Mega Biodiversity atau rumah bagi keanekaragaman hayati di dunia.
"10 persen dari tanaman berbunga yang ada di seluruh dunia adanya di Indonesia. Kita memiliki 12 persen dari total mamalia yang dimiliki dunia. Sekitar 15 persen reptil dan amfibi dunia rumahnya adalah hutan-hutan kita," jelas Raja Juli.
"Sekitar 17 persen jenis spesies ikan ada di negara yang kita cintai ini, karena lanskap, hutan, alam, gunung menjadi rumah bagi flora dan fauna," imbuh dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya