Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spesies Baru Begonia Ditemukan di Kalimantan, Berduri seperti Cakar Kucing

Kompas.com - 09/06/2025, 18:03 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Kementerian Kehutanan, bekerja sama dengan para peneliti muda asli Indonesia, mengumumkan penemuan dua spesies tumbuhan baru yang telah diterbitkan dalam jurnal internasional sistematika tumbuhan Phytotaxa pada 6 Juni 2025.

Temuan ini merupakan hasil ekspedisi keanekaragaman hayati pada Juni 2024 yang difasilitasi oleh Balai TNBBBR. Dua spesies baru dari marga Begonia ini dinamai Begonia bukitrayaensis dan Begonia kalimantana, sesuai dengan lokasi penemuan pertama mereka.

Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko, menyampaikan apresiasinya kepada TNBBBR atas upaya dalam mengungkap kekayaan hayati di wilayah konservasi.

“Melalui kolaborasi dengan peneliti asli Indonesia dalam kegiatan ekspedisi telah membuahkan hasil dapat mengungkap jenis-jenis baru secara bersama-sama,” ujar Satyawan, dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Kehutanan, Senin (9/6/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Begonia bukitrayaensis ditemukan di dataran tinggi Gunung Bukit Raya, puncak tertinggi di Pulau Kalimantan yang juga termasuk salah satu dari tujuh puncak tertinggi di Indonesia (7 Summits Indonesia). Spesies ini memiliki keunikan pada permukaan atas daunnya yang berduri seperti cakar kucing, menjadikannya khas dan berbeda dari spesies Begonia lainnya.

Baca juga: Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Keong Darat di Pulau Bacan

Sementara itu, Begonia kalimantana ditemukan di sebuah lembah dataran rendah di kawasan TNBBBR dan di Hutan Desa Tumbang Habangoi, Kalimantan Tengah. Tumbuhan ini memiliki pola daun yang mencolok, menjadi daya tarik dalam lanskap flora hutan hujan tropis Kalimantan.

Penemuan ini memperkuat pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati, yang memainkan peran besar dalam keberlanjutan kehidupan di bumi.

Melansir Yayasan Konservasi dan Sumber Daya Manusia PRCF Indonesia, keanekaragaman hayati tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga vital dalam menjaga keseimbangan alam dan mendukung kehidupan manusia.

Banyak jenis tumbuhan dan hewan menjadi sumber pangan, bahan industri, serta obat-obatan. Hutan dan laut juga berperan dalam mengatur iklim, menjaga kualitas air, hingga mengendalikan hama. Selain itu, keanekaragaman hayati menyimpan nilai budaya dan spiritual, serta menyediakan layanan ekosistem seperti siklus nutrisi dan pembentukan tanah.

Disisi lain, menurut KSDAE Kementerian Kehutanan, tanaman Begonia sendiri memiliki beragam manfaat, dari pengobatan luka ringan, sakit kepala, demam, hingga berfungsi sebagai pembersih udara alami. Namun, penggunaannya tetap harus berdasarkan konsultasi dengan ahli.

Adapun, ditemukannya dua spesies Begonia baru ini turut memperkaya khasanah flora Indonesia.

Oleh sebab itu, Kementerian Kehutanan menyatakan akan terus mendorong eksplorasi ilmiah yang bertanggung jawab di kawasan konservasi sebagai bagian dari upaya menjaga dan mengungkap kekayaan hayati nasional.

“Masih banyak spesies yang menunggu untuk ditemukan, dan kolaborasi seperti ini menjadi contoh nyata pentingnya sinergi antara pemerintah, peneliti, dan masyarakat dalam pelestarian alam,” pungkasnya.

Baca juga: Dalam 5 Tahun, Indonesia Punya Tambahan 30 Spesies Baru Burung

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau