KOMPAS.com - Guano alias kotoran penguin di Antartika bukan sekedar limbah. Penelitian baru menunjukkan bahwa amonia dari kotoran penguin tersebut bisa membantu membentuk awan rendah yang memantulkan sinar matahari.
Dengan kata lain guano penguin dapat mendinginkan atau menurunkan suhu planet.
Melansir Happy Eco News, Rabu (20/8/2025) ketika amonia mengenai udara, itu akan bergabung dengan senyawa sulfur dari alga laut.
Kombinasi tersebut menghasilkan partikel-partikel kecil yang membentuk awan yang menutupi sebagian besar Samudra Selatan.
Baca juga: Ilmuwan Sebut Target Batasi Peningkatan Suhu Global 2 Derajat Gagal
Lebih banyak tutupan awan berarti lebih banyak sinar matahari yang dipantulkan ke luar angkasa. Proses ini secara alami mendinginkan Bumi.
Formasi awan bisa rumit, jika terbentuk di atas es yang terang alih-alih di atas lautan yang gelap, awan itu bisa menjebak panas, bukan memantulkannya. Namun, di perairan dekat Antartika, efeknya cenderung mengarah pada pendinginan.
Temuan ini pun menjadi berita positif ketika suhu global terus naik.
Dalam studinya, penelitian yang dipimpin oleh Matthew Boyer dari University of Helsinki ini menggunakan instrumen udara pada Januari–Maret 2023.
Mereka menunggu angin berembus dari koloni penguin yang berjarak sekitar 8 km.
Saat arah angin bergeser, tingkat amonia melonjak hingga 13,5 bagian per miliar, angka yang sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat normal di lingkungan tersebut.
Selain bisa membantu mendinginkan planet, kotoran penguin ternyata juga menyuburkan fitoplankton, yaitu tumbuhan laut berukuran kecil yang menghasilkan oksigen dan menyerap karbon.
Baca juga: Gajah Bisa Jadi Kunci Selamatkan Planet dari Dampak Perubahan Iklim
Semua ini menunjukkan peran alam yang mengejutkan dalam sistem Bumi sekaligus menambah pemahaman tentang hubungan antara ekosistem dan iklim.
Antartika sendiri merupakan rumah bagi sekitar 20 juta pasang penguin dari berbagai spesies.
Meski jumlah guano tahunan secara total belum terukur secara pasti, namun diperkirakan satu koloni saja bisa menghasilkan ratusan ton.
Para ilmuwan bahkan berhasil menemukan beberapa koloni baru hanya dengan melihat jejak kotoran mereka dari citra satelit.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya