Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan

Kompas.com, 13 September 2025, 11:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru menemukan para petani sawit mandiri Indonesia tanpa sengaja tidak disertakan dalam rantai pasokan yang terhubung dengan pabrik bersertifikasi berkelanjutan.

Studi yang dipimpin peneliti dari University of Hawaii at Manoa dan dipublikasikan dalam jurnal Communications Earth & Environment ini pun menyoroti hambatan besar dalam menciptakan pasar sawit yang adil dan berkelanjutan.

"Banyak petani tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di pasar pabrik bersertifikasi, dan mereka kehilangan potensi keuntungan seperti transparansi harga," kata Andini Ekaputri, penulis utama yang melakukan penelitian ini sebagai bagian dari studi Ph.D-nya di College of Tropical Agriculture and Human Resilience, Department of Natural Resources and Environmental Management, dikutip dari Phys, Kamis (11/9/2025).

Minyak sawit, yang terbuat dari buah pohon kelapa sawit, adalah minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia.

Baca juga: 84 Ribu Hektare Kebun Sawit Ada dalam Kawasan Hutan, Milik 64 Entitas

Minyak ini merupakan bahan utama dalam ratusan produk rumah tangga, seperti pizza, sampo, dan donat. Minyak sawit juga digunakan sebagai pakan ternak dan biofuel.

Pasar minyak sawit global diperkirakan bernilai 72 miliar dolar AS per tahun.

Meskipun perkebunan milik perusahaan besar menghasilkan sebagian besar minyak sawit, sekitar 30 persen sisanya berasal dari petani skala kecil (smallholder farmers).

Petani-petani ini terbagi dalam dua kategori yaitu petani kontrak (contract smallholders), yang memiliki perjanjian formal dengan pabrik kelapa sawit dan juga petani mandiri (independent smallholders), yang beroperasi tanpa kontrak tersebut.

Indonesia yang merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia memiliki banyak sekali perkebunan skala kecil yang mandiri.

Dan studi ini menemukan bahwa pabrik-pabrik di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) cenderung lebih jarang membeli sawit dari petani mandiri ini.

Dalam studi ini, tim peneliti menganalisis data dari pabrik-pabrik di Kalimantan dan Sumatera dan menemukan bahwa pabrik bersertifikasi hanya mendapatkan 7 persen dari buah sawit mereka dari petani mandiri.

Baca juga: 360 Ha Lahan TN Gunung Leuser yang Rusak karena Sawit Ilegal, Bakal Direhabilitasi

Hal ini terjadi meskipun petani mandiri memproduksi sekitar 34 persen dari total buah sawit. Sebaliknya, pabrik-pabrik bersertifikasi membeli lebih banyak dari yang diperkirakan dari petani kontrak

Lebih lanjut hasil penelitian ini akan menjadi landasan bagi regulasi produk bebas deforestasi Uni Eropa, yang mungkin berisiko mengecualikan beberapa produsen sawit skala kecil.

Tim peneliti merekomendasikan agar organisasi seperti RSPO dan para pedagang besar minyak sawit mengambil pendekatan yang lebih proaktif.

Mereka juga mendesak peningkatan keterlibatan dengan petani skala kecil dan upaya kolaboratif yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta untuk menyelesaikan masalah seperti legalitas lahan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Pemerintah
BRIN Ciptakan Teknologi Ubah Air Kotor Jadi Layak Minum, Jawab Krisis Air di Daerah
BRIN Ciptakan Teknologi Ubah Air Kotor Jadi Layak Minum, Jawab Krisis Air di Daerah
Pemerintah
Bobibos dan Kewajiban Transparansi untuk Inovasi Energi
Bobibos dan Kewajiban Transparansi untuk Inovasi Energi
Pemerintah
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau