Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut

Kompas.com, 22 Oktober 2025, 08:46 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pantau Gambut memprediksi sebanyak 16 juta hektar dari total 24,2 juta hektar lahan gambut di Indonesia rentan terbakar, dengan sebaran terbesar di Sumatera dan Kalimantan.

Geographic Information System (GIS) Reasearch Analyst Pantau Gambut, Juma Maulana, khawatir dengan nasib Papua yang bisa seperti Sumatera dan Kalimantan ke depannya, mengingat saat ini sedang terjadi pembukaan lahan secara masif.

"Kami khawatir di Papua ini akan ada pengaruh deforestasi dan regulasi yang sekarang melegalkan deforestasi di sana. Itu menyebabkan lahan gambut menjadi lebih rusak dan kebakaran (hutan dan lahan/karhutla) yang tadinya mungkin polanya Sumatera, Kalimantan, sekarang akan bertambah ke Papua," ujar Juma di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi

Kata dia, sudah banyak karhutla di Papua, terutama ditemukan pada kawasan gambut. Kawasan gambut dapat ditemukan di Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Timur.

Namun, saat ini memang berbagai izin pemanfaatan lahan gambut masih di Papua Selatan.

"Kami pun menemukan beberapa histori-histori kebakaran khususnya di lahan gambut itu banyak di Papua Selatan. Itu ada di (Kabupaten) Merauke dan Kabupaten Mappi," tutur Juma.

Menurut Juma, pergeseran risiko tertinggi karhutla dari Sumatera dan Kalimantan, ke Papua didorong pula dengan anggapan bahwa 'Bumi Cendrawasih' adalah tanah kosong yang digarap.

Peneliti Madani Berkelanjutan, Sadam Afian Richwanudin menyinggung perubahan status dan fungsi ratusan ribu hektar kawasan hutan di Papua Selatan, menjadi Areal Penggunaan Lain (APL).

"Ini jadi perhatian karena dengan kondisi Papua Selatan yang ada gambut, kemudian banyak rawa, semak. Kalau misalnya konsensi itu mengusahakan lahannya, ini jadi catatan serius, kita harus bisa memitigasi meningkatnya angka karhutla di eh, Papua Selatan," ucapnya.

Untuk catatan karhutla di Papua Selatan pada 2025 cukup rendah. Namun, pada 2024, karhutla di Merauke termasuk salah satu yang paling parah.

Baca juga: Menteri LH Minta Perusahaan Ikut Pulihkan Gambut, 1.450 Desa Butuh Dukungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau