JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat cuaca panas masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, dengan suhu maksimum 38,2 derajat celsius di Karanganyar, Jawa Tengah. Sebagian wilayah Indonesia bagian selatan mengalami cuaca panas dengan suhu maksimum yang bervariasi.
"Tercatat beberapa diantaranya (suhu maksimum) di Kertajati, Jawa Barat sebesar 36,4 derajat celsius dan Surabaya, Jawa Timur 37,4 derajat celsius," kata BMKG dalam keterangannya dikutip Selasa (21/10/2025).
Di sisi lain, hujan dengan intensitas sangat lebat masih terjadi di sebagian wilayah. BMKG melaporkan, hujan sangat lebat melanda Gunung Sitoli, Sumatera Utara; Nangapinoh, Kalimantan Barat; Tapanuli Tengah, Sumatera Utara; dan Nagan Raya, Aceh.
Baca juga: BNPB: Banjir, Cuaca Ekstrem, dan Karhutla Jadi Bencana Paling Dominan sejak Awal 2025
Dalam sepekan ke depan, hujan diprediksi meningkat di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta sebagian kecil Pulau Papua.
"Peningkatan ini berkaitan dengan faktor dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal turut memberikan kontribusi terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia," ucap BMKG.
BMKG memprediksi cuaca pada 21-27 Oktober 2025 didominasi hujan ringan sampai hujan lebat. Daerah yang perlu waspada antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Lalu, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, serta Papua Selatan.
Pasalnya, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi sepekan ke depan karena interaksi berbagai faktor di atmosfer. Pada skala global, indikator dipole mode index (DMI) bernilai negatif sebesar minus 1.39, mengindikasikan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia bagian barat sehingga mendukung pembentukan awan hujan di kawasan tersebut.
"Selain itu, gelombang atmosfer diprediksi aktif yang memberikan potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah yang dilaluinya," papar BMKG.
Baca juga: BMKG Peringatkan Cuaca Panas Bakal Terjadi hingga Awal November
Faktor lainnya, aktivitas gelombang rossby ekuator yang berpropagasi ke arah barat diprediksi aktif di Samudra Hindia barat Sumatera, Laut Andaman, Aceh, Sumatra Utara, Selat Malaka bagian utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Perairan Selatan Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Timur, Perairan Utara Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Timur, Laut Sawu, Laut Timor, dan Laut Arafura bagian Barat.
Gelombang kelvin yang berpropagasi ke arah timur juga diprediksi aktif di Samudra Hindia Barat Daya Lampung hingga Barat Bengkulu, Sumatera bagian Tengah hingga Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa bagian Barat, Banten, dan Kalimantan Barat.
BMKG lantas mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi.
"Masyarakat diharapkan secara rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG," tutur BMKG.
Tak lupa menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik untuk mencegah banjir.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya