GRESIK, KOMPAS.com - Anak usaha SIG yakni PT Semen Gresik di Rembang, Jawa Tengah, meraih predikat terbaik 1 penghargaan Good Mining Practice (GMP) 2023, kategori skala besar dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.
Semen Gresik pabrik Rembang dinilai konsistens menerapkan kaidah pertambangan yang baik atau good mining practice.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Bidang Minerba ESDM Jawa Tengah Agus Sugiharto, kepada Plt. Direktur Utama PT Semen Gresik Muchamad Supriyadi, pada acara penganugerahan yang diselenggarakan di Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/5/2023).
Baca juga: Bukaka Jamin Smelter Nikel Tahap II Palopo Ramah Lingkungan, Andalkan Listrik PLTA
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, penerapan good mining practice yang memperhatikan prinsip keberlanjutan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pertambangan di seluruh wilayah operasional SIG.
Hal ini sejalan dengan tiga pilar keberlanjutan yang telah ditetapkan, mendorong solusi dan inovasi berkelanjutan, perlindungan terhadap lingkungan, serta menciptakan nilai bagi karyawan dan komunitas.
Menurut Vita, penerapan good mining practice tidak sebatas hanya untuk memenuhi regulasi semata, tetapi dilandasi oleh kesadaran akan besarnya manfaat yang bisa diperoleh secara berkelanjutan bagi banyak pihak, khususnya masyarakat sekitar wilayah operasi.
"Karena SIG ingin menjaga keseimbangan antara kinerja perusahaan, kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. SIG berkomitmen untuk mengembalikan apa yang telah didapat untuk masyarakat," ujar Vita, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (18/5/2023).
Dalam perencanaan penambangan, PT Semen Gresik mengacu pada desain tambang yang tertuang dalam analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), terutama terkait elevasi kedalaman penambangan untuk menjaga air bawah tanah. Monitoring juga dilakukan secara berkala pada sumur-sumur pantau yang telah disediakan.
Baca juga: Dukung Transisi Energi, Harita Akan Bangun PLTS 300 MegaWatt
Untuk meminimalisasi dampak sosial yang dapat ditimbulkan dari operasional tambang, PT Semen Gresik telah membangun kawasan green belt (sabuk hijau) selebar 50 meter yang mengelilingi area tambang di Rembang, dengan total lahan mencapai 37 hektar.
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan, hingga saat ini PT Semen Gresik telah mereklamasi lahan pasca-tambang tanah liat seluas 3 hektar dan lahan pasca-tambang batu gamping seluas 5,5 hektar.
Selain itu, juga telah menanam beragam jenis pohon sebanyak 33.610 pohon di antaranya jati, mahoni, trembesi, sengon, johar, kesambi, sukun, sawo, nangka, mangga, kelengkeng, hingga pohon bambu.
PT Semen Gresik juga turut melibatkan sebanyak 361 petani yang berasal dari enam desa sekitar, untuk mengelola 119,25 hektare lahan milik perusahaan yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi.
Dari sisi keselamatan kerja, PT Semen Gresik memiliki pedoman kerja yang komprehensif, hingga tenaga kerja tersertifikasi dan kompeten.
Serta menerapkan inovasi driving monitoring system untuk mengawasi proses operasional tambang, dengan memasang incabin camera dan fatigue sensor pada kendaraan operasional untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kelelahan kerja dan unsafe actions saat bekerja.
"Selain itu, PT Semen Gresik melakukan penerapan inovasi airdeck system yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan peledak. Sehingga sejak awal beroperasi hingga saat ini, tidak pernah terjadi kecelakaan kerja pada operasional tambang,” kata Vita.
Baca juga: Alarm Krisis Iklim Makin Kencang, Transisi Energi Mendesak Dilakukan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya