Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2023, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

HALMAHERA SELATAN, KOMPAS.com - Harita Group, perusahaan pertambangan dan hilirisasi terintegrasi yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, berkomitmen seluruh rantai pasokan perusahaan menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Hal ini karena prinsip ESG semakin memainkan peranan penting bagi operasi bisnis perusahaan di Indonesia sebagai tolak ukur kemajuan keberlanjutan dan dampak etis dari suatu investasi perusahaan.

Baca juga: Harita Produksi Batako Ramah Lingkungan dari Limbah Nikel

Dalam aspek environmental, Harita menyadari saat ini masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara sebagai energi untuk mendukung operasional bisnis, baik dalam sektor pertambangan maupun hilirisasi.

Namun, secara perlahan praktik pemanfaatan batubara sebagai sumber energi akan digantikan dengan energi baru terbarukan (EBT) melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Sebagaimana diketahui, penghentian operasional PLTU batu bara akan dilakukan bertahap hingga 2060. Hal ini diperlukan demi mendukung rencana Indonesia mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060.

Baca juga: Jelang Melantai di BEI, TBP Raih Status Taat Pengelolaan Lingkungan Hidup

Ketegasan Pemerintah menutup PLTU batubara juga sudah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan. Terlebih, Indonesia memiliki 418 GigaWatt potensi EBT dari air, panas bumi, angin, hingga matahari.

"Itu tantangan, harus ada penurunan emisi. Kami sedang mendiskusikan dengan Pemerintah, sementara di sisi lain untuk penggunaan EBT masih terkendala dengan teknologi dan juga biaya yang mahal," ujar Director Health, Safety, and Environmental Operation Department of Harita Nickel Group Tonny Gultom, di Pulau Obi, Sabtu (8/4/2023).

PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 300 MegaWatt di area bekas tambang P23, Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. PLTS ini dibangun untuk mendukung transisi energi dalam operasionalisasi pertambahan dan hilirisasi terintegrasi. Kondisi lapangan per Minggu (9/4/2023).KOMPAS.com/Hilda B Alexander PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 300 MegaWatt di area bekas tambang P23, Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. PLTS ini dibangun untuk mendukung transisi energi dalam operasionalisasi pertambahan dan hilirisasi terintegrasi. Kondisi lapangan per Minggu (9/4/2023).
Oleh karena itu, lanjut Tonny, Perusahaan akan merancang peta jalan pengembangan PLTS ini. Seraya menunggu kajian komprehensif, Perusahaan tetap melakukan kegiatan untuk menurunkan emisi.

Salah satunya adalah penerangan jalan umum (PJU) yang memanfaatkan panel solar di lingkungan perkantoran Harita. 

Baca juga: Program PPM Harita Nickel Hasilkan Transaksi Rp 8 Miliar Per Bulan

Meski diakui Tonny, panel solar bukan sumber energi yang stabil dan mencukupi untuk kebutuhan setrum seluruh wilayah, namun selama kurun 2024-2025 pengembangan PLTS akan mulai dilakukan dengan kapasitas 300 MegaWatt.

"Targetnya, pada awal 2024 sebagian PLTS ini sudah beroperasi. Seraya ini dilakukan, kami juga berupaya mencari potensi lainnya untuk dikembangkan," urai Tonny.

Untuk diketahui, Harita Group melalui entitas PT Trimegah Bangun Persada (TBP) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023 mendatang.

Pelaksanaan initial public offering (IPO) dilakukan melalui pelepasan saham sebanyak-banyaknya 12,1 lembar miliar saham atau setara dengan maksimal 18 persen dari modal ditempatkan dan disetor ke publik setelah IPO dengan nilai nominal Rp 1.250 per saham.

Penawaran awal atau book building saham ini telah dimulai pada 15-24 Maret 2023. Lewat aksi korporasi ini perseroan berharap dapat meraup dana segar sekitar 650 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,7 triliun.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar

Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar

Pemerintah
Ekonomi Hijau: Upaya Indonesia Keluar dari Middle Trap Income

Ekonomi Hijau: Upaya Indonesia Keluar dari Middle Trap Income

Pemerintah
Subsidi Hijau Miliki Biaya Tersembunyi yang Ancam Keberhasilan Keberlanjutan

Subsidi Hijau Miliki Biaya Tersembunyi yang Ancam Keberhasilan Keberlanjutan

Pemerintah
Metode Ini Diklaim Bisa Atasi Dampak Bahan Kimia Pada Persediaan Air Global

Metode Ini Diklaim Bisa Atasi Dampak Bahan Kimia Pada Persediaan Air Global

LSM/Figur
Jelang Pilkada, Isu Kualitas Udara Perlu Diprioritaskan Calon Kepala Daerah

Jelang Pilkada, Isu Kualitas Udara Perlu Diprioritaskan Calon Kepala Daerah

LSM/Figur
Para Kandidat Gubernur Jakarta Diharapkan Angkat Isu Kualitas Udara

Para Kandidat Gubernur Jakarta Diharapkan Angkat Isu Kualitas Udara

LSM/Figur
Industri Pariwisata dan Target Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Industri Pariwisata dan Target Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintah
Coldplay Rilis Vinyl Album dari Sampah Plastik Indonesia

Coldplay Rilis Vinyl Album dari Sampah Plastik Indonesia

Pemerintah
Genjot Produksi dalam Negeri demi Pencapaian SDGs Poin 9, Midea Bangun Pabrik di Cikarang

Genjot Produksi dalam Negeri demi Pencapaian SDGs Poin 9, Midea Bangun Pabrik di Cikarang

Swasta
Pengertian Transisi Energi Berkeadilan dan Strateginya

Pengertian Transisi Energi Berkeadilan dan Strateginya

LSM/Figur
Karena Perubahan Iklim, Sungai Jadi Mengering Lebih Cepat

Karena Perubahan Iklim, Sungai Jadi Mengering Lebih Cepat

Pemerintah
BRIN Kembangkan Varietas Jagung Tahan Hama dan Perubahan Iklim

BRIN Kembangkan Varietas Jagung Tahan Hama dan Perubahan Iklim

Pemerintah
'Wali Asuh Mangrove', Bentuk Tanggung Jawab Kompas.com atas Emisi Karbon yang Dihasilkan

"Wali Asuh Mangrove", Bentuk Tanggung Jawab Kompas.com atas Emisi Karbon yang Dihasilkan

Swasta
7,6 Juta Anak Indonesia Alami Kekerasan Sepanjang 2023

7,6 Juta Anak Indonesia Alami Kekerasan Sepanjang 2023

Pemerintah
20 Produsen Berhasil Kurangi 127.000 Ton Sampah Sepanjang 2023

20 Produsen Berhasil Kurangi 127.000 Ton Sampah Sepanjang 2023

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau