JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR tengah merevitalisasi Taman Balekambang yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berpesan agar revitalisasi dilaksanakan dengan lebih mengedepankan keseimbangan dan keramahan lingkungan.
Oleh karena itu, sejumlah satwa di Taman Balekambang seperti rusa dan kelinci yang kerap berinteraksi dengan pengunjung akan tetap dipertahankan. Begitu juga dengan pohon-pohon besar tua yang masih kokoh berdiri.
"Jadikan botanical garden yang alami dengan tidak menebang pohon dan terlalu banyak menggunakan beton. Penggunaan pembatas tidak pakai beton tapi pakai batu alam," ujar Basuki, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR.
Selain penataan ruang terbuka hijau dan pembangunan gedung pertunjukan, Kementerian PUPR turut melakukan pengerukan danau.
Danau besar yang sebelumnya dimanfaatkan sebagai wisata pemancingan dan sepeda air, akan dikembalikan fungsinya.
"Danau akan dikembalikan ke kondisi semula. Sedimentasinya sudah puluhan tahun. Kita renovasi seperti di Taman Mini Indonesia Indah," imbuh Basuki.
Revitalisasi taman yang dibangun pada tahun 1920-an oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro VII ini dilaksanakan oleh kontraktor PT PP senilai Rp 159,4 miliar dengan biaya APBN TA 2022-2023.
Baca juga: Tahun 2024, BSD City Akan Punya Taman Rekreasi Baru Seluas 5,5 Hektar
Di sisi lain, Tim Arsitek Taman Balekambang dari IAI, Satrio Nugroho menjelaskan, konsep dasar revitalisasi Taman Balekambang diambil dari tata ruang kota dengan konsep Mancapat.
"Definisi mancapat adalah dari kata dasar pat seperti dalam kata empat dan tempat, sistem empat unsur dalam organisasi dunia, klasifikasi benda dan konsep menurut kelima mata angin," kata Satrio dalam Seminar Taman Balekambang yang diselenggarakan oleh IAI, Bappeda Surakarta dan Propan Raya di Surakarta pada Rabu (17/5/2023).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Propan Raya, Yuwono Imanto yang juga berkontribusi dalam revitalisasi Taman Balekambang menyampaikan, Taman Balekambang telah melewati banyak transformasi.
Karenanya masyarakat perlu memahami keberadaan Taman Balekambang sebagai ruang terbuka publik dan proses transformasi menuju wajah baru sejalan dengan perkembangan teknologi era modern melalui revitalisasi, tanpa menghilangkan keasriannya.
"Oleh karena itu kami ingin membahas dari berbagai sisi mengenai perubahan yang terjadi," ucap Yuwono.
Ditargetkan revitalisasi Taman Balekambang bisa rampung pada Desember 2023 dan kembali bisa dikunjungi masyarakat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya