Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMK di Bangka Belitung Ditawari Kuliah Sambil Kerja di Jerman

Kompas.com, 3 Agustus 2023, 20:00 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung berencana melepas siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menempuh pendidikan magang kerja ke negara Jerman.

Program yang diinisiasi Global Katalyst e.V itu pun telah melakukan sosialisasi kepada gubernur hingga ke sekolah-sekolah.

Direktur Kerja Sama Strategis Internasional Global Katalyst e.V Doddy Primanda Kadarisman mengatakan, pihaknya menyediakan program beasiswa untuk anak-anak Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di Jerman.

Para peserta bakal menjalani kuliah vokasi sambil bekerja.

Baca juga: Kemenperin Manfaatkan Digital Learning Petrokimia Gresik untuk Pendidikan

"Mudah-mudahan kerja sama ini bisa terjalin, sehingga pada bulan Oktober mendatang kita bersama dapat meneken MoU," kata Doddy saat pertemuan di rumah dinas gubernur, Rabu (2/8/2023).

Menurut Doddy, sebagai negara maju Jerman masih membutuhkan ribuan tenaga kerja. Hal itu membuka peluang bagi generasi muda di Bangka Belitung untuk berkarir dan mengenyam pendidikan di sana.

Dia berharap Pemprov Bangka Belitung memberikan dukungan agar program bidang pendidikan ke Eropa Barat itu terlaksana, sehingga manfaatnya bisa dirasakan para siswa.

Penjabat Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu mengapresiasi semua pihak yang sudah terlibat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Bumi Serumpun Sebalai.

Baca juga: Dukung Pendidikan dan Pemberdayaan Terintegrasi, SBI Hadirkan Solusi Academy

Suganda menilai, Jerman menjadi salah satu referensi utama dari sisi pendidikan dan teknologi.

"Kami mendukung program beasiswa tersebut, dengan harapan anak-anak kita nantinya semakin berdaya saing," ujar Suganda.

Wakil Kepala SMK Negeri 4 Pangkalpinang Teguh Iskandar mengatakan, tim dari Global Katalyst e.V telah berkunjung untuk bersosialisasi. Namun belum ada pembahasan detail terkait keberangkatan ke Jerman.

"Sudah datang kemarin untuk sosialisasi dan melihat kompetensi yang ada di sekolah," ujar Teguh.

Menurut Teguh, sekolahnya sudah pernah memberangkatkan siswa untuk magang kerja keluar negeri, yakni ke Taiwan sebanyak tujuh orang.

Dengan adanya kerja sama ke Jerman, Teguh berharap bisa meningkatkan kompetensi lulusan.

Baca juga: HK Peduli, Upaya Hutama Karya Bangun Infrastruktur Pendidikan dan Desa

"Tentu kita support dan jika memenuhi syarat bisa berangkat," ujar dia.

Global Katalyst e.V merupakan asosiasi nirlaba yang didirikan di Stuttgart Jerman. Para anggotanya berasal dari berbagai negara dan latar belakang profesi yang berkomitmen untuk bekerja sama merumuskan acara internasional dan program lainnya di berbagai negara.

Didirikan pada tahun 2020, asosiasi ini bertujuan untuk membangun komunikasi, menjajaki kolaborasi masa depan, dan menjembatani kerjasama antar bangsa di bidang pendidikan, sosial, budaya, dan pariwisata.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Krisis Air Bersih, KLH Kirim 10.000 Galon dan Alat Penjernih ke Aceh
Krisis Air Bersih, KLH Kirim 10.000 Galon dan Alat Penjernih ke Aceh
Pemerintah
Ahli Lingkungan Sebut Perubahan Iklim Langgar Hak Asasi Manusia
Ahli Lingkungan Sebut Perubahan Iklim Langgar Hak Asasi Manusia
Pemerintah
Pasar Inverter Surya Global Diprediksi Turun Selama Dua Tahun ke Depan
Pasar Inverter Surya Global Diprediksi Turun Selama Dua Tahun ke Depan
Swasta
Peneliti Ungkap Krisis Iklim Tentukan Nasib Tempat Tinggal Kita
Peneliti Ungkap Krisis Iklim Tentukan Nasib Tempat Tinggal Kita
Pemerintah
Kapasitas Produksi Etanol Masih Rendah,  Akademisi ITB Soroti Wacana BBM E10
Kapasitas Produksi Etanol Masih Rendah, Akademisi ITB Soroti Wacana BBM E10
Pemerintah
Siklon Tropis di Indonesia: Fenomena Langka dan Ancaman Nyata Akhir Tahun
Siklon Tropis di Indonesia: Fenomena Langka dan Ancaman Nyata Akhir Tahun
Pemerintah
Sampah Pemudik Capai 59.000 Ton, KLH Minta Pengelola Rest Area Olah Sendiri
Sampah Pemudik Capai 59.000 Ton, KLH Minta Pengelola Rest Area Olah Sendiri
Pemerintah
Genjot Transisi Energi, Jepang Siapkan Subsidi 1,34 Miliar Dollar AS
Genjot Transisi Energi, Jepang Siapkan Subsidi 1,34 Miliar Dollar AS
Pemerintah
Kemenhut Bersih-bersih Gelondongan Kayu Terbawa Arus Banjir di Sumatera
Kemenhut Bersih-bersih Gelondongan Kayu Terbawa Arus Banjir di Sumatera
Pemerintah
Guru Besar UGM: RI Mestinya Pajaki Minuman Berpemanis dan Beri Subsidi Makanan Sehat
Guru Besar UGM: RI Mestinya Pajaki Minuman Berpemanis dan Beri Subsidi Makanan Sehat
LSM/Figur
Lahan Gambut Dunia jadi Garis Depan Lawan Perubahan Iklim
Lahan Gambut Dunia jadi Garis Depan Lawan Perubahan Iklim
Pemerintah
Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Pemerintah
Cokelat Terancam Punah, Ilmuwan Temukan Alternatifnya
Cokelat Terancam Punah, Ilmuwan Temukan Alternatifnya
Pemerintah
Peneliti IPB Kembangkan Rompi Anti Peluru dari Limbah Sawit
Peneliti IPB Kembangkan Rompi Anti Peluru dari Limbah Sawit
Pemerintah
Biaya Perawatan Pasien Obesitas dengan Komorbid Membengkak Tiap Tahun
Biaya Perawatan Pasien Obesitas dengan Komorbid Membengkak Tiap Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau