JAKARTA, KOMPAS.com - Hotel dan resor di Asia Tenggara dinilai telah gagal memahami konsep green premium, dan bagaimana memanfaatkannya untuk menarik tamu berkualitas.
Direktur Pelaksana dan Penasihat Perhotelan dan Real Estate C9 Hotelworks Bill Barnett mengungkapkan hal itu dalam gelaran acara Phuket Hotels for Islands Sustaining Tourism (PHIST), pekan ini.
C9 Hotelworks merupakan salah satu penyelenggara PHIST, bersama dengan Greenview dan Phuket Hotels Association.
Pesan bahwa sektor hotel dan resor di Asia Tenggara tertinggal dibandingkan hotel dan resor di belahan dunia lain dalam hal memanfaatkan keuntungan yang terkait dengan pariwisata berkelanjutan adalah salah satu isu penting yang dibahas.
Baca juga: Tahun 2030, Airbus Gunakan 100 Persen Bahan Bakar Berkelanjutan
PHIST merupakan forum keberlanjutan terbesar di Asia Tenggara, diadakan pekan ini di SAii Laguna yang diikuti lebih dari 1.000 peserta.
“Pengembang hotel di Asia Tenggara secara umum telah gagal mewujudkan keberlanjutan seperti yang mereka lakukan di Eropa atau Amerika Utara. Ini adalah keterputusan yang sangat besar,” kata Barnett.
Pembicara ahli lainnya di PHIST termasuk desainer Bill Bensley dan KP Ho, pendiri dan ketua eksekutif Banyan Tree Holdings dan Laguna Resorts and Hotels, mendesak pemilik resor untuk lebih sadar akan manfaat lebih luas terkait dengan pariwisata berkelanjutan.
Dengan memelopori praktik ramah lingkungan mulai dari pengelolaan limbah dan konservasi energi hingga santapan langsung dari pertanian, mendapatkan produk organik dari petani lokal, dan keterlibatan masyarakat yang lebih baik, resor dapat menghemat biaya dan membangun kerja-kerja baik.
Dengan melakukan hal ini, mereka juga dapat meningkatkan daya tarik mereka terhadap klien yang menjunjung tinggi pengalaman yang etis, berkelanjutan, dan keunikan.
Baca juga: Ini 6 Agenda Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Direktur Area STR Global untuk Asia Pasifik Jesper Palmqvist sepakat bahwa industri perhotelan di Asia Tenggara perlu lebih proaktif dalam melakukan perubahan yang berarti.
STR Global Asia Pasifik menjadi tuan rumah pertemuan meja bundar di PHIST yang dihadiri tokoh-tokoh dari resor ternama seperti Six Senses dan Soneva membahas praktik terbaik lingkungan di masa depan.
“Penting bagi industri untuk mengembangkan green champion, dokumen praktik terbaik, dan modul pelatihan yang dapat dimodifikasi oleh hotel,” katanya.
Selain itu, hotel perlu ditekan untuk memenuhi sertifikasi keberlanjutan internasional. Hal ini akan menunjukkan ambisi yang lebih besar untuk mengadopsi kriteria baru yang berkaitan dengan lingkungan dan dengan demikian tetap menjadi yang terdepan.
Diskusi lain tentang cara memanfaatkan peluang yang diberikan oleh pariwisata berkelanjutan juga mengemuka.
Baca juga: Dukung Gaya Hidup Berkelanjutan ALVA dan Muhammadiyah Berkolaborasi
KP Ho berperan penting dalam transformasi Laguna Phuket dari daratan yang tandus dan ditinggalkan oleh industri pertambangan timah serta dinyatakan oleh PBB tidak dapat dihuni, menjadi pengembangan resor terpadu terkemuka di Asia Tenggara.
Sementara Bensley telah membantu menyusun beberapa pengalaman pariwisata berkelanjutan paling karismatik di Asia.
Shinta Mani Wild miliknya di Kamboja, misalnya, menawarkan akomodasi tenda yang mewah sambil menggunakan dana untuk melestarikan cagar alam pribadi di sekitarnya dari perburuan, penambangan, dan penebangan kayu.
“Premi ramah lingkungan” dan cara memanfaatkannya hanyalah salah satu dari banyak topik yang dibahas di PHIST tahun ini, yang menampilkan 16 lokakarya interaktif dan lebih dari 30 peserta pameran.
Diskusi lokakarya mencakup isu-isu seperti ekonomi berkelanjutan sirkular, pinjaman hotel ramah lingkungan, dan dana awal, glamping, rantai ekosistem makanan, desain, data, dan pengukuran keramahtamahan lingkungan, inovasi teknologi ramah lingkungan, pemasaran hotel berkelanjutan, konservasi air, keberlanjutan kesehatan dan banyak lagi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya