Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 KOMPAS.com - Gedung tempat pengolahan sampah (TPS) berkonsep kurangi, pakai kembali, dan daur ulang (reduce, reuse and recycle/3R) yang berada di Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, baru diresmikan. 

TPS 3R yang berada di Kelurahan Pejaten Barat ini tidak kotor, meskipun namanya tempat pembuangan sampah. Luas lahannya kurang lebih hanya 600 meter persegi.

TPS berkonsep 3R berbeda dengan TPS konvensional, yang selalu dipenuhi tumpukan sampah dengan lahan yang luas dan bahkan hingga menggunung.

Keberadaan TPS 3R di Jakarta Selatan tersebut merupakan upaya pemerintah daerah untuk mengurangi sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.

TPS 3R merupakan fasilitas mengolah sampah serupa Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di TPST Bantargebang, tetapi dalam skala lebih kecil.

Di TPS 3R, sampah rumah tangga dipilah dan diolah. Kemudian khusus untuk sampah kering, nantinya dijadikan bahan bakar alternatif industri manufaktur.

Baca juga: Sukses Kelola Sampah, Desa di Banyumas Raup Rp 140 Juta per Bulan

Olah limbah sampah

Dilansir dari Antara (18/2/2024), petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta bekerja memilah dan memilih sampah yang mengalir di atas conveyor belt untuk memisahkan antara plastik, kain, dan organik, di TPS 3R Pejaten Barat. 

"Kami mencari sampah kain dan organik, agar tidak tercampur dengan sampah plastik," kata petugas tersebut. 

Sebagai informasi, pengolahan sampah ini merupakan upaya pemerintah dalam menekan dampak sampah agar tidak menjadi bahaya akibat tidak tertampung di tempat pembuangan akhir. 

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) Mohamad Amin mengatakan bahwa produksi sampah rumah tangga di 10 kecamatan yang berada di Jaksel per harinya mencapai 1.559 ton.

Jumlah tersebut akan jauh lebih "menggunung" apabila tidak disertai dengan sejumlah solusi dari pemerintah dalam rangka menekan pengiriman sampah ke TPST Bantargebang.

Baca juga:

Beberapa program yang dijalankan di antaranya melalui Peraturan Gubernur (Pergub) 77 tentang Pengelolaan Sampah, yaitu setiap RW dianjurkan bisa mengelola sampahnya sendiri untuk menekan suplai sampah ke TPST Bantargebang.

Selain itu, ada juga program bank sampah dan pembuatan kompos dari sampah, untuk menekan produksi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Untuk TPS 3R di Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, dapat mengolah 50 ton sampah per hari, sedangkan produksi sampah di wilayah tersebut mencapai 220 ton per hari.

"Berkurang 50 ton dengan diolah di TPS 3R. Jadi, rata-rata bisa berkurang menjadi 170 ton sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang, dari semula 220 ton, karena 50 ton direduksi di sini," kata Amin.

Memberi nilai tambah

Sebagai informasi, program peningkatan nilai tambah untuk sampah sudah sering digaungkan kepada masyarakat dengan beragam aksi, mulai dari kelompok masyarakat, pemerintah, maupun swasta.

Seperti halnya program bank sampah yang kini hampir terlaksana di setiap RW di Jakarta. Meski program tersebut masih belum bisa menyelesaikan masalah sampah sepenuhnya, tetapi setidaknya dapat mengurangi kiriman sampah.

Dengan program bank sampah, masyarakat dapat menukarkan sampah seperti botol plastik, kardus, kertas, dan lainnya yang bernilai menjadi rupiah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau