Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN dan YKCI Kolaborasi Riset Bidang Konservasi Selama 5 Tahun

Kompas.com - 19/02/2024, 18:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI) menandatangani nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk lima tahun guna menghasilkan teknologi terapan, informasi, dan praktik-praktik pengelolaan sumber daya yang berguna di tingkat lokal atau tapak. 

Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN Muhammad Amin mengatakan melalui penandatanganan MoU ini, harapannya peneliti BRIN dapat berkolaborasi dengan lebih banyak peneliti eksternal.

“Kami harap hasil penelitian itu bisa dihilirisasi atau didorong agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau stakeholder yang memang memiliki kepentingan terkait penelitian tersebut,” ujar Amin usai penandatanganan di Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Baca juga: BRIN dan PTTS Kembangkan Metalurgi Ekstraksi Litium di Indonesia

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kerja sama dua lembaga ini akan berlangsung selama lima tahun, dalam bentuk riset potensi sumber daya laut dan terestrial; kawasan konservasi perpaduan atau integrasi antara proteksi dan produksi.

Lalu, status dan pengelolaan spesies (endemic species, focal species, keystone species, indicator species, umbrella species) di perairan maupun daratan; sistem pendanaan konservasi; kebijakan konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam, mitigasi, adaptasi, dan perubahan iklim, termasuk karbon biru.

Dorong riset konservasi

Sebagai informasi, YKCI merupakan lembaga dengan fokus konservasi alam berbasis riset dan inovasi sebagai dasar dalam menyiapkan dan merekomendasikan kebijakan yang bersifat sains (science-based policy recommendations).

“Kami di belakang BRIN, dengan riset yang bisa kami bantu langsung, dan yang terkait bagaimana kami mensosialisasikan hasil riset tidak hanya secara internal, tapi dalam hal publikasi secara internasional, karena kami punya jaringan internasional,” ujar Senior Ocean Program Lead YKCI Victor Nikijuluw.

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya memanfaatkan sejumlah metodologi dalam melakukan riset, salah satu yang tengah dikembangkan adalah citizen science.

Citizen science itu melibatkan masyarakat dalam mengumpulkan data. Jadi bagaimana para turis, para pelaku wisata itu mereka mendapatkan sesuatu informasi lalu melaporkan ke kami. Kami kumpulkan itu,” imbuhnya.

Baca juga: Pajak Karbon Tak Kunjung Diterapkan, Ini Alasan BRIN

Sementara itu, Ketua YKCI Meizani Irmadhiany memandang kerja sama dengan BRIN adalah salah satu cara untuk memperkuat riset tentang keanekaragaman hayati di Indonesia.

"Kerja sama ini menjadi awal upaya sistematis ke depannya agar pengembangan program kami bisa berhasil dan juga berdaya guna," ujar Meizani.

Menurut dia, YKCI dan BRIN telah cukup banyak bekerjasama di tingkat tapak, tepatnya sejak 2022 lalu.

Ia pun meyakini bahwa riset, inovasi, dan ilmu pengetahuan ke depannya akan menjadi fondasi utama dalam menghasilkan teknologi terapan ataupun informasi dan praktik pengelolaan sumber daya yang baik, untuk level nasional maupun internasional.

“Semoga penandatanganan MoU ini membawa kolaborasi yang lebih kuat lagi dan dampak positif bagi perlindungan dan pelestarian sumber daya alam dan kawasan penting yang kami yakini adalah fondasi pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia ke depan," pungkasnya.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Transisi Energi Barang Siapa Sih? IESR Minta Presiden Tunjuk Komandonya
Transisi Energi Barang Siapa Sih? IESR Minta Presiden Tunjuk Komandonya
LSM/Figur
Di Lestari Summit 2025, Astra Beberkan Komitmen Penguatan Ketahanan Desa
Di Lestari Summit 2025, Astra Beberkan Komitmen Penguatan Ketahanan Desa
BrandzView
Penemu 4G: Perubahan Iklim hingga AI Jadi Tantangan Global Masa Depan
Penemu 4G: Perubahan Iklim hingga AI Jadi Tantangan Global Masa Depan
LSM/Figur
Hiu Paus Terdampar di Bekasi, Warga Kafani sebagai Penghormatan
Hiu Paus Terdampar di Bekasi, Warga Kafani sebagai Penghormatan
LSM/Figur
Asa Akhmad Sobirin, Kembali ke Desa untuk Sejahterakan Petani Nira Kelapa
Asa Akhmad Sobirin, Kembali ke Desa untuk Sejahterakan Petani Nira Kelapa
LSM/Figur
Peringati Hari Sungai Sedunia, PLN dan KLH Gelar Aksi Bersih di DAS Ciliwung
Peringati Hari Sungai Sedunia, PLN dan KLH Gelar Aksi Bersih di DAS Ciliwung
BUMN
Tanamkan Prinsip HAM dalam Bisnis, PT Merdeka Copper Gold Raih Penghargaan Lestari Award 2025
Tanamkan Prinsip HAM dalam Bisnis, PT Merdeka Copper Gold Raih Penghargaan Lestari Award 2025
Swasta
Jika Program Diversifikasi Pangan Pemerintah Hanya 'Omon-omon', Krisis Mengintai Indonesia
Jika Program Diversifikasi Pangan Pemerintah Hanya "Omon-omon", Krisis Mengintai Indonesia
LSM/Figur
KLH Kembalikan 73 Kontainer Berisi Limbah Bekas Elektronik Asal AS
KLH Kembalikan 73 Kontainer Berisi Limbah Bekas Elektronik Asal AS
Pemerintah
Ketika Udang Jadi Korban Nuklir
Ketika Udang Jadi Korban Nuklir
Pemerintah
HUT ke-80 TNI, 2.100 Petugas Dikerahkan untuk Angkut Sampah di Monas
HUT ke-80 TNI, 2.100 Petugas Dikerahkan untuk Angkut Sampah di Monas
Pemerintah
Gen Z Kini Tak Lagi Sekadar Nyeruput Kopi, Isu Keberlanjutan Jadi Urgensi
Gen Z Kini Tak Lagi Sekadar Nyeruput Kopi, Isu Keberlanjutan Jadi Urgensi
Pemerintah
Eropa Jadi Pasar Paling Menarik untuk Investasi Energi Terbarukan
Eropa Jadi Pasar Paling Menarik untuk Investasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Analisis Temukan Jutaan Bangunan Global Berada di Zona Risiko Kenaikan Air Laut
Analisis Temukan Jutaan Bangunan Global Berada di Zona Risiko Kenaikan Air Laut
Pemerintah
Inovasi Hemat Energi di Armada Kapal, Pertamina International Shipping Raih Lestari Awards
Inovasi Hemat Energi di Armada Kapal, Pertamina International Shipping Raih Lestari Awards
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau