Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Ada pula program sampah menjadi emas yang diinisiasi oleh perusahaan pelat merah. Bahkan, secara nasional, telah terkumpul tabungan emas hingga mencapai 5 kilogram atau setara dengan Rp 5 miliar, sejak program tersebut dimulai pada 2018. 

Program tersebut tentu berdampak positif dan perlu terus ditingkatkan, agar sampah yang dihasilkan benar-benar dapat memiliki nilai tambah.

Kehadiran TPS 3R juga dalam rangka menjadikan sampah memiliki nilai tambah. Sebab, setiap sampah yang diolah di tempat tersebut dapat dijual kembali setelah melalui serangkaian proses. 

Sampah yang masuk ke TPS 3R nantinya diolah untuk dijadikan bahan bakar (RDF) oleh sebuah perusahaan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, hasil dari pengolahan sampah tersebut akan dijual ke penampung (offtaker) yang sudah bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.

Sementara ini untuk harganya, per 1 ton olahan sampah itu akan dibeli pada kisaran 30 dolar AS atau setara dengan Rp 470.000 menggunakan kurs terkini. 

Baca juga: Lima Tahun Bank Sampah Unsyiah Aceh, Sulap Limbah Jadi Rupiah

Pembangunan TPS 3R

Pemkot Jakarta Selatan menargetkan pada tahun ini dapat memiliki empat TPS 3R yang berada di empat kecamatan berbeda, yakni Kecamatan Pasar Minggu, Setiabudi, Jagakarsa, dan Kecamatan Pesanggrahan.

Adapun Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2023 lalu juga sudah membangun tujuh TPS 3R. 

"Diharapkan seluruh kecamatan punya TPS 3R," ujar Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi.

Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vinda Damayanti Ansjar menjelaskan, pengelolaan sampah dengan TPS 3R merupakan salah satu langkah pengurangan sampah sehingga bisa memininalisir limbah yang dibuang ke TPA. 

Program tersebut juga sebagai upaya mengejar target pemerintah terkait pengurangan sampah. Pasalnya, pada 2030 tidak akan ada pembukaan TPA baru, dan program ini wajib dimulai sejak dini untuk melakukan pengolahan sampah dari sumbernya.

KLHK juga menargetkan dapat mengurangi sampah sebanyak 30 persen pada tahun 2025, sedangkan 70 persen sisanya sampah yang dihasilkan dapat dikelola.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau