Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes Tak Terkontrol Sebabkan Gangguan Pengelihatan

Kompas.com - 18/04/2024, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan penglihatan apabila tidak ditangani secara baik.

Dokter dari Rumah Sakit Mata Cicendo Made Indra Widyanatha mengatakan, gangguan tersebut meliputi katarak hingga kebutaan.

Made menyebut, ada tiga besar komplikasi akibat diabetes yaitu gangguan neurologi, gangguan urologi, serta gangguan mata.

Baca juga: 7 Teh Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes

"Bisa dari mulai gangguan di kataraknya, atau dia gangguan di, bisa untuk glaukoma juga akibat kencing manis, salah satunya, atau misalnya keluar glaukoma. Atau di retina, atau bahkan di saraf di matanya," kata Made, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (18/4/2024).

Made mengatakan, pada fase-fase awal, pasien tidak mengeluhkan apapun. Namun, saat ada gangguan yang cukup berat, baru mereka merasakan penglihatan yang buram.

Guna menghindari hal tersebut, maka gula darah perlu dikontrol agar diabetes tersebut tidak berdampak pada penglihatan.

Oleh sebab itu, kata Made, penyakit tersebut perlu diketahui secara dini, agar dapat dicegah atau ditangani secara lebih baik.

Baca juga: Studi: Jus Buah Berpemanis Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2 pada Anak Laki-Laki

"Kalau teman-teman tidak mengendalikan gula darahnya bertahun-tahun, misalnya, 'saya malas minum obat, malas olahraga, tidak mau saya mengendalikan makannya'. Gula darah yang tidak terkontrol bertahun-tahun, retinanya juga bisa terjadi gangguan," ujar Made.

Made menambahkab, apabila kondisi tersebut dibiarkan, maka dampak gangguan penglihatan akibat diabetes bisa menjadi parah.

Sebagai contoh, katanya, katarak yang umumnya muncul pada usia 50-55 ternyata muncul lebih awal, atau kalaupun muncul pada rentang umur tersebut, kataraknya lebih tebal.

Dia menjelaskan, terdapat dua jenis diabetes yaitu tipe satu dan tipe dua.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Implan Mata untuk Obati Diabetes

Pada diabetes tipe satu, tidak perlu langsung ke dokter mata kalau tidak ada keluhan, dan dapat ditunda beberapa bulan atau setahun.

Namun, pada penderita diabetes tipe dua harus segera memeriksakan matanya setelah didiagnosis terkena penyakit itu.

Sebab, penyakit tersebut sudah bulanan atau tahunan diidap sehingga ada proses penurunan selama itu, tapi baru diketahui.

Made menyampaikan, ada sejumlah penanganan bagi pasien diabetes yang terkena gangguan penglihatan.

Baca juga: Mengandung Gula Alami, Apakah Jagung Aman bagi Penderita Diabetes?

Misalnya, untuk katarak tidak berarti harus dioperasi, namun perlu dievaluasi terlebih dahulu untuk penanganan.

Hal tersebut untuk mengetahui apabila penglihatannya dapat diperbaiki dengan kacamata yang tepat.

"Yang nomor dua, gangguan di retina. Nah, gangguan di retina ini cukup banyak penanganannya. Tapi, mau seperti apapun penanganannya, misalnya kita operasi, kita laser, kita berikan obat suntikan, itu tetap tidak akan sebaik mata yang tidak punya kencing manis," katanya.

Made menegaskan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena, apabila saraf mata sudah terdampak, maka tidak akan dapat sembuh seperti sedia kala. Begitupun kalau sudah terkena glaukoma, ujarnya.

Baca juga: Apakah Buah Jeruk Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya...

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Pemerintah
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
Pemerintah
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Pemerintah
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
LSM/Figur
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
Pemerintah
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Pemerintah
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter 'Water Mist'
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter "Water Mist"
Pemerintah
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Pemerintah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Swasta
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Pemerintah
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Swasta
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau